Empat Dasar Nilai Puasa Ramadan
Advertisement
Alhamdulillah umat Islam saat ini memasuki bulan suci Ramadan 1443 H. Bulan Ramadan bulan yang ke 9 dalam kalender Kamariah merupakan bulan yang spesial dibanding dengan bulan-bulan lainnya, karena terkandung banyak keutamaan. Selain itu bulan Ramadan disebut sebagai bulan yang mulia karena pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Al-manawi berpendapat “dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu neraka” merupakan makna kiasan bukan makna sebenarnya. Artinya bahwa pada bulan tersebut Allah memerintahkan kepada hambanya untuk banyak melakukan ketaatan dan kebaikan yang dapat mengantarkan ke surga dan diampuni dosanya oleh Allah.
Oleh karena itu sebagai umat Islam dalam melaksanakan ibadah puasa perlu memperhatikan nilai-nilai dasar puasa. Berikut empat nilai-nilai dasar terkait puasa: Pertama: tauhid sebagai landasan yang utama dalam menjalankan ibadah puasa. Korelasinya tauhid dengan puasa, adalah bahwa puasa merupakan bentuk ketaatan atau ketundukan terhadap ajaran yang didasarkan pada Al Qur’an dan Sunnah. Artinya dalam menjalankan ibadah puasa harus sesuai dengan apa yang diajarkan pada kedua sumber tersebut, yang semata-mata dilakukan hanya untuk Allah semata.
Advertisement
Terkait dengan nilai dasar tersebut Allah berfirman dalam Q.S Adz-Dzariyat 51:56: Allah tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Selain itu Hadis Nabi Saw juga menyebutkan bahwa “barang siapa yang menjalankan puasa dilandasi dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (H.R Bukhari).
Kedua: at-taisir (kemudahan), Islam sangat menekankan kemudahan dalam segala hal. Termasuk kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa, jika mengalami kesukaran atau kesulitan. Sudah popular dan familiar di kalangan kita bahwa dalam puasa itulah ada rukhshah / keringanan.
Misalnya contoh at-taisir yang terdapat pada Q.S Al-Baqarah 185 disebutkan keringanan atau rukhshoh bagi orang yang sakit, musafir (dalam perjalanan) bagi mereka boleh tidak berpuasa Ramadan, cukup mengganti puasa di hari yang lain di luar Ramadan.
Ketiga, nilai maslahat. Maksudnya dalam menjalankan puasa jangan sampai menimbulkan mudarat (kerusakan/membahayakan) baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Nabi Saw mengingatkan dalam sabdanya: “Tidak ada kemudharatan dan pemudaharatan (H.R Ahmad) Hadis di atas secara jelas dan tegas menyatakan bahwa segala hal yang membahayakan harus dihindari dan dihilangkan.
Terkait dengan hadis tersebut lebih spesifik lagi Rasulullah menegur sahabat yang berpuasa setiap hari, padahal nabi sudah mengingatkan tidak akan kuat dan tidak sanggup. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi tidak menginginkan kemudaratan menimpa pada sahabatnya tersebut.
Keempat, nilai dasar wasatiyah/moderat atau tengahan. Sebagai umat Islam seharusnya berlaku wasatiyah (moderat) dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal ibadah. Nabi pernah menegur para sahabat yang ghuluw (berlebihan) dalam hal ibadah sehingga mengabaikan hak dan kewajibannya.
Demikianlah empat nilai dasar dalam beribadah puasa Ramadan, semoga dengan memahami dan mengetahuinya, kita semua yang menjalankan ibadah puasa diterima oleh Allah dan mendapatkan rahmat dan kemuliaan untuk selalu dalam ketaatan. Allahu a’lam bi shawab.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Naikkan PPN Jadi 12%, PHRI Bantul Minta Pemerintah Kaji Ulang
Advertisement
Lesti Kejora, Juicy Luicy, Nadhif Basalamah hingga Elvy Sukaesih Akan Memeriahkan Panggung Malam Puncak Indonesian Music Awards 2024
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement