Advertisement

OPINI: Berbagi Nilai ‘Makin Berisi Makin Merunduk’

Kanasugi Kenji, Duta Besar Jepang untuk Indonesia
Selasa, 24 Mei 2022 - 06:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Berbagi Nilai ‘Makin Berisi Makin Merunduk’

Advertisement

Tahukah Anda orang Jepang makan apa sebagai ma­kan­an po­kok? Orang Jepang makan na­si sebagai makanan pokok se­per­ti orang Indonesia. Indo­nesia dan Jepang me­mi­liki banyak kesamaan dalam in­dus­tri pertanian dan bu­da­ya makan, contohnya me­na­nam padi pada musim panas lem­bap dan makan nasi se­ba­gai makanan pokok. Bahkan jika melihat kembali sejarah, sejumlah produk pertanian seperti kentang disampaikan kepada Jepang melalui Indonesia.

Dengan demikian, kedua ne­gara sudah lama menjalin hu­­bungan erat di industri ma­­kan­an, dan produk pe­ru­sa­­ha­­­an Jepang telah ber­ta­hun-ta­hun dijual di Indo­ne­sia, se­per­ti bumbu dan mi­numan sehat.

Advertisement

Saat mulai bertugas di Jakarta sejak tahun lalu, saya terkesima karena ada banyak restoran masakan Jepang di mal, dan merasa senang karena secara umum makanan Jepang diterima dengan baik di Indonesia. Saya pun merasa kagum dengan fakta bahwa makanan Jepang yang telah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia sangatlah populer.

Belakangan ini, bisnis ritel Jepang, seperti supermarket yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari, berkembang di Indonesia. Saya merasa sistem distribusi dan pengelolaan produk Jepang, termasuk toko ritel, mulai diterima di Indonesia. Saya meyakini, hubungan erat antara kedua negara yang telah lama terjalin dengan baik tampak dari fakta bahwa sistem Jepang tersebut menyokong kehidupan sebagian masyarakat Indonesia, serta ikut andil menciptakan lapangan kerja di Indonesia.

Berdasarkan hubungan kedua negara tersebut, Jepang sejak 2014 menjalankan proyek bantuan pembangunan SDM industri makanan di Indonesia. Dalam rangka proyek ini, telah diselenggarakan kursus tentang keamanan kualitas makanan dan pemasaran bagi Institut Pertanian Bogor. Saya berharap, pengalaman dan pengetahuan Jepang dapat berkontribusi pada kemajuan industri makanan di Indonesia.

Adapun teknologi pertanian Jepang diperkenalkan kepada Indonesia. Sebagai contoh, perusahaan Jepang menanam sayuran seperti tomat di pabrik tanaman di Pulau Bintang. Saya pikir, masih ada potensi kerja sama di masa mendatang, seperti penggunaan teknologi digital, pemasyarakatan rantai dingin, dan teknologi keamanan kualitas makanan.

Di sisi lain, Covid-19 dan krisis di Ukraina telah berdampak pada industri pertanian dan makanan. Sebagai akibat dari pembatasan mobilitas orang dan barang, rantai pasok mengalami disrupsi, dan harga pangan naik. Saya merasa, betapa pentingnya pasokan pangan yang stabil bagi kehidupan kita.

Tak hanya stabilitas pasokan pangan, karena perhatian atas kualitas produk perta­nian meningkat, sehingga mem­produksi produk pertani­an yang berkualitas tinggi dan me­ma­soknya secara efisien di­rasa makin penting.

TANTANGAN SAMA

Berbasis pada keadaan tersebut, kedua negara menghadapi tantangan yang sama, yaitu membangun industri pertanian sebagai industri yang menguntungkan dan menarik.

Untuk itu, sejak 2016 Jepang telah memulai “Public-Private-Partnership Project for the Improvement of the Agriculture Product Marketing and Distribution System” guna membangun rantai pasok produk pertanian yang aman dan berkualitas tinggi. Dalam proyek tersebut, sayur-sayuran segar dari Jepang, seperti tomat dan terong, diperkenalkan kepada area percobaan di Indonesia.

Selain itu, Jepang memberikan bantuan kepada Indonesia, seperti penggunaan teknik pertanian yang mengurangi pemakaian pesti­si­da dan ramah lingkungan, gu­na meningkatkan kualitas dan jumlah hasil produk. Se­ca­ra lebih konkret, Jepang te­­lah memberikan pelatihan tek­nik un­tuk manajemen bi­bit, me­nge­lola tanaman pa­da mu­sim hujan, serta me­ma­kai kalender penanaman.

Sebab bantuan untuk produksi saja tidak cukup dalam mewujudkan industri pertanian yang menguntungkan, maka Jepang telah mengadakan kegiatan business matching guna memperluas jalur penjualan sampai ke pasar di Jakarta yang merupakan pusat konsumsi.

Tidak mudah bagi petani untuk membangun rantai pasok yang berkelanjutan karena diharuskan untuk memasok produk secara stabil, sedangkan kemampuan penjualan mereka belum memadai. Meskipun demikian, ada sejumlah kesuksesan perluasan jaringan penjualan, seperti tomat dan terong yang diproduksi di Kabupaten Cianjur.

Ke depannya, untuk terus mem­bangun rantai pasok, Je­pang akan membantu agar ke­lom­pok petani bisa membuat rencana bisnis berdasarkan kebutuhan pasar secara man­diri. Selanjutnya, Jepang ren­ca­nanya akan mendukung busi­ness matching antara petani dan perusahaan rintisan yang menawarkan teknologi di­gi­tal terkini, seperti e-commer­ce dan sistem irigasi otoma­tis.

Sebenarnya, peribahasa Indonesia “makin berisi makin merunduk” terdapat juga dalam Bahasa Jepang. Kedua negara memiliki banyak kesamaan antara lain, industri pertanian dan budaya makan yang berorientasi pada nasi, serta jiwa untuk makin rendah hati.

Saya menyadari bahwa stabilitas pangan adalah salah satu tanggung jawab yang paling penting bagi negara, dan saya ingin terus bekerja sama dengan Indonesia untuk kemajuan industri pertanian dan makanan yang berkelanjutan di kedua negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pendaftaran Ditutup, Ini 8 Nama yang Mendaftar Lewat Golkar di Pilkada Bantul 2024

Bantul
| Kamis, 25 April 2024, 16:57 WIB

Advertisement

alt

The Tortured Poets Departement, Album Baru Taylor Swift Melampaui 1 Miliar Streaming di Spotify

Hiburan
| Kamis, 25 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement