Advertisement

OPINI: Tujuan Penciptaan Manusia

Media Digital
Jum'at, 20 Januari 2023 - 11:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
OPINI: Tujuan Penciptaan Manusia Dr. M. Nurdin Zuhdi, S.Th.I., M.S.I.(Dosen Universitas Aisyiyah Yogyakarta)

Advertisement

Oleh: Dr. M. Nurdin Zuhdi, S.Th.I., M.S.I. (Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta)

Setidaknya ada dua tujuan utama penciptaan manusia di muka bumi yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Pertama, manusia diciptakan sebagai Abdullah, yaitu hamba yang mengabdi kepada Allah. Tujuan yang pertama yaitu sebagai Abdullah, telah dijelaskan di dalam Surat Adz-Dzaariyaat [51] ayat 56:“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Adz-Dzaariyaat [51]: 56)

Advertisement

Tugas manusia sebagai Abdullah merupakan realisasi dari mengemban amanah Allah swt. yaitu selalu taat, tunduk dan patuh atas segala perintah dan menjauhi semua laranganNya. Inilah yang dimaksud dari esensi ketakwaan. Sebagai Abdullah manusia memiliki kewajiban untuk beribadah hanya kepada Allah swt. baik dalam pengertian sempit, yaitu menegakkan ibadah-ibadah mahdhah (shalat lima waktu, puasa Ramadhan, zakat, haji dan lainnya), maupun dalam pengertian yang lebih luas yaitu melaksanakan semua aktivitas (ghairu mahdhah), semata-mata hanya untuk mencari dan mengharapkan keridhaan Allah swt.

Sebab itu, jika hari ini ada manusia tidak mau tunduk dan patuh menjalankan perintah-perintah Allah, justru malah mengerjakan hal-hal yang telah dilarang oleh Allah, maka berarti dia gagal sebagai Abdullah. Karena jika dia disebut Abdullah, maka seyogyanya hati, pikiran, perkataan dan perbuatannya haruslah mencerminkan layaknya Abdullah. Hamba yang taat, tunduk dan patuh hanya kepada Allah semata. Bukan taat, tunduk dan patuh kepada yang lainnya. Keberadaan kita di dalam masjid ini, adalah bukti bahwa kita Abdullah, hamba Allah.

Kedua, tujuan penciptaan manusia yang telah disebutkan di dalam Al-Qur’an adalah manusia sebagai Khalifatullah. Hal ini telah difirmankan dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 30: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".

Khalifah di sini bukan dalam pengertian sempit, yaitu khalifah dalam arti pemimpin pada umumnya yang selama ini dipahami (presiden, gubernur, bupati, camat, lurah dan lainnya), namun khalifah dalam arti yang lebih luas. Kata khaliifah dibentuk dari kata khilaafah yang berarti niyaabah yaitu menggantikan atau mewakili pihak lain (Tafsir At-Tanwir: 146). Menurut Al-Ashfahani, penggantian ini merupakan bentuk penghormatan kepada pihak yang diminta menggantikan (Al-Ashfahani, Al-Mufradat fi Gharib Al-Qur’an: 94). Di sini kita mengetahui bahwa yang meminta menggantikan adalah Allah dan yang diminta menggantikan adalah manusia. Dari pengertian ini, sebagaimana tertuang di dalam Tafsir At-Tanwir, dapat dipahami bahwa khalifatullah adalah wakil Allah (Tafsir At-Tanwir: 148). Dengan demikian, peran kita sebagai Khalifatullah, wakil Allah, adalah peran yang sangat terhormat dan mulia. Karena kita mewakili yang Maha Terhormat dan Maha Mulia. Sebagai khalifaullah, kita harus mengelola kehidupan di muka bumi dengan sebaiknya mungkin karena ini merupkan amanah dan tanggung jawab yang sangat besar.

Ada banyak karakter yang bisa disematkan pada pribadi khalifatullah yang telah dirumuskan oleh para ulama. Diantaranya adalah: Pertama, Karakter Al-Mu’min, yaitu menjamin keamaan orang lain. Sebagai khalifatullah, jangan sampai tangan dan lisan kita menimbulkan kegaduhan, menyakiti dan merugikan pihak-pikak lain. Sampai-sampai orang lain merasa tidak aman dan merasa terancam dengan keberadaan kita. Khalifatullah hendaknya senantiasa memegang prinsip: “Muslim yang baik adalah jika orang-orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya” (Mutafaqun ‘Alih).

Kedua, Karakter Al-Naffi’, yaitu senantiasa bermanfaat dan produktif dalam beramal shalih. Sebagai khalifatullah kita harus memastikan bahwa setiap aktivitas kita tidaklah mubazir, namun penuh kebermanfaatan. Sebagai khalifatullah hendaknya senantiasa berprinsip:“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR. Al-Baihaqi dan Al-Tabarani).

Ketiga, Karakter Al-Hafidz (menjaga), Al-Wakiil (memelihara) dan Al-Wallyy (melindungi). Artinya sebagai khalifatullah, kita hendaknya memastikan bahwa setiap tindakan kita jangan sampai menimbulkan kekacauan dan kerusakan di muka bumi. Sebagai wakil Allah di muka bumi, kita mesti menjaga, memakmurkan dan mengelola bumi dengan sebaik mungkin. Bukan malah merusaknya. Firman Allah: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik...” (Al-A’raf [7]: 56.

Jika hari ini kita sebagai manusia tidak mencerminkan karakter-karakter khalifatullah sebagaimana disebutkan di atas, maka kita tidak pantas menyandang gelar sebagai khalifatullah. Jika kita ingin tetap menyandang gelar khalifatullah, sesuai dengan Ketuhanan-Nya Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, manusia harus mengelola kehidupan di muka bumi untuk mewujudkan kebaikan nyata yang dikehendaki oleh Allah swt. (Tafsir At-Tanwir: 148). 

Setidaknya ada salah satu ayat dalam Al-Qur’an yang bisa dijadikan alarem untuk kita, agar kita bisa sukses dalam mengemban amanah, baik sebagai abdullah dan khalifatullah. Firman Allah dalam Surat Al-Hasyr [59]: 18. Ayat ini memberikan alarem bahwa abdullah dan khalifatullah yang sukses adalah mereka yang senantiasa mengevaluasi (ma qaddamat) apa saja yang sudah dilakukan dan membangun visi-misi jauh ke depan (lighad). Ayat ini juga menegaskan bahwa abdullah dan khalifatullah harus memiliki tujuan, cita-cita dan renacana jangka panjang. Hal ini sangat penting. Jawaharlal Nehru, mantan perdana menteri India pertama, pernah mengatakan bahwa kegagalan hanya datang ketika kita lupa dengan cita-cita, tujuan dan prinsip-prinsip hidup kita. Seorang ilmuan bernama Benjamin Franklin berkata bahwa gagal merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang sukses dalam mengemban amanah, baik sebagai abdullah dan khalifatullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

BEDAH BUKU: Warga Gamping Diajak Belajar Menjaga Keharmonisan Keluarga

Sleman
| Rabu, 09 Oktober 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Ndarboy Genk Rilis Sendiri, Ekspresi Cinta dengan Sentuhan Koplo Jatim

Hiburan
| Rabu, 09 Oktober 2024, 11:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement