Advertisement
OPINI: QRIS di Negara Tetangga
Advertisement
Cashless society makin di depan mata. Pandemi Covid-19 yang menghantam seluruh dunia pada awal 2020 memaksa seluruh lapisan masyarakat untuk saling terhubung dan juga bertransaksi melalui platform digital. Dahulu, masyarakat memilih opsi bertransaksi secara tunai, tetapi pandemi menuntut sebagian besar masyarakat bertransaksi secara nontunai.
Platform digital terus berkembang di Indonesia. Data triwulan I/2023 menunjukkan nominal transaksi e-commerce sebesar Rp102,38 triliun, serta digital banking sebesar Rp13.759 triliun. Capaian itu menjadikan Indonesia saat ini adalah negara dengan akselerasi keuangan digital tercepat, dan menjadikan ekonomi keuangan digital sebagai fondasi utama pemulihan ekonomi Indonesia. Akselerasi ini juga didorong melalui berbagai inovasi Bank Indonesia dalam pengembangan sistem pembayaran digital, salah satunya melalui peluncuran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) pada 2019.
Advertisement
Bank Indonesia pun terus mengembangkan fitur QRIS. Di tengah pembatasan sosial saat pandemi Covid-19, Bank Indonesia meluncurkan QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM). Fitur QRIS TTM ini menjadi solusi pembayaran yang digunakan masyarakat untuk bertransaksi pada masa pandemi tanpa khawatir terpapar Covid-19 dengan bertemu merchant, sehingga dapat dilakukan secara daring.
Kehadiran QRIS makin membawa masyarakat menuju cashless society yang telah dicanangkan pemerintah bertahun-tahun lalu. Tidak hanya masyarakat, QRIS pun membantu UMKM terakses akan layanan keuangan dan mendorong UMKM untuk masuk dalam ekosistem digital Indonesia. QRIS tidak memandang kasta, baik itu penjual di dalam mal mewah, pasar, hingga warung tenda, telah menggunakan sistem pembayaran QRIS. Hal inilah yang membuat UMKM beralih dari transaksi pembayaran tunai ke transaksi nontunai.
Setelah lebih dari 3 tahun QRIS diluncurkan, transaksi QRIS terus tumbuh signifikan sejalan dengan perilaku masyarakat yang melek digital, serta didukung oleh interkoneksi antar penyelenggara. Pada triwulan I/2023, QRIS telah tersebar di seluruh Indonesia dengan mencapai 25,37 merchant, 32,41 juta pengguna, dan 400,97 juta volume transaksi.
Bank Indonesia terus berupaya memperluas implementasi QRIS tidak hanya di Indonesia, tetapi juga hingga ke kawasan Asean. Pada 14 November 2022, Bank Indonesia bersama Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) menyepakati perjanjian kerja sama Konektivitas Pembayaran Kawasan atau Regional Payment Connectivity. Kerja sama ini memungkinkan interkoneksi pembayaran lintas negara, salah satunya dengan menggunakan QR Code.
Implementasi konektivitas pembayaran telah dilakukan melalui QRIS lintas negara antara Indonesia dan Thailand pada 29 Agustus 2022. Kerja sama ini diawali dengan fase uji coba pada 17 Agustus 2021 yang telah berjalan dengan baik, dan dilanjutkan dengan fase implementasi. Melalui inisiatif ini, masyarakat di wilayah Indonesia dan Thailand dapat menggunakan aplikasi pembayaran yang terdapat pada gawai dengan memindai Thai QR Codes dan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dalam melakukan transaksi pembayaran di merchant.
Terbaru, Bank Indonesia (BI) dan Bank Negara Malaysia (BNM) pada 8 Mei 2023 meresmikan implementasi interkoneksi pembayaran antara Indonesia dan Malaysia menggunakan QR Code. Peluncuran ini merupakan tindak lanjut dari fase uji coba yang telah sukses dilakukan sejak 27 Januari 2022. Kerja sama ini memungkinkan masyarakat Indonesia dan Malaysia untuk melakukan pembayaran ritel di kedua negara dengan cara memindai QRIS atau DuitNow QR Code di merchant dengan menggunakan aplikasi perbankan atau dompet digital yang kompatibel dengan masing-masing standar. Dengan demikian, pengguna dari kedua negara dapat melakukan transaksi pembayaran dengan lebih mudah dan cepat.
Kehadiran QRIS lintas negara ini tidak hanya memberikan kemudahan transaksi, akan tetapi juga mampu mendorong aktivitas ekonomi dan keuangan, karena dapat memfasilitasi aktivitas perdagangan dan sektor pariwisata, khususnya bagi pelaku UMKM. Selain itu, QRIS lintas negara memfasilitasi peningkatan penyelesaian pembayaran menggunakan mata uang lokal dalam transaksi bilateral, sehingga akan memperkuat stabilitas makroekonomi.
Selain dengan Malaysia dan Thailand, Bank Indonesia akan segera mengimplementasikan QRIS lintas negara dengan Singapura pada akhir 2023. Ke depan, Bank Indonesia juga menargetkan negara di luar kawasan Asean, seperti India, Jepang, dan Korea Selatan.
Dengan resminya implementasi QRIS lintas negara antara Indonesia dan Thailand, serta Indonesia dan Malaysia, wisatawan Indonesia yang ingin healing ke negara tetangga menjadi lebih dimudahkan dalam melakukan transaksi pembayaran. Dahulu, ketika kita hendak jalan-jalan ke negara tetangga, kita perlu menukarkan uang tunai di money changer atau ATM luar negeri untuk bisa belanja-belanja di negara tujuan.
Akan tetapi, QRIS mempermudah segalanya, masyarakat hanya tinggal pindai QRIS yang tertera pada toko, karena transaksi dengan QRIS dapat dilakukan langsung menggunakan rupiah ke mata uang yang dituju.
Bagi UMKM, implementasi QRIS lintas negara ini kian memperluas pasar hingga ke kawasan Asean bahkan global. Para pelaku UMKM akan makin mudah mempromosikan produk mereka dan masyarakat yang doyan healing pun makin dimudahkan dengan inisiatif ini. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal, Jip Wisata di Parangtritis Kebanjiran Pesanan
Advertisement
Film 2nd Miracle In Cell No. 7 Tayang di Bioskop Mulai 25 Desember 2024
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement