OPINI: Strategi Pemasaran yang Tak Lekang oleh Waktu
Advertisement
Apakah Anda pernah gelisah ketika melihat Instagram story teman-teman Anda yang sedang liburan, padahal saat ini Anda sedang lembur? Apakah Anda pernah merasa “tertinggal” karena tidak menggunakan gawai terkini? Apakah Anda merasa takut ketinggalan apabila tidak mengetahui hal-hal yang sedang populer? Nah, ketakutan-ketakutan inilah yang dinamakan Fear of Missing Out atau yang populer dengan sebutan FOMO. FOMO dalam ranah psikologi merupakan suatu bentuk kecemasan sosial yang meluas di mana orang khawatir akan kehilangan sesuatu yang menyenangkan dan mengasyikkan.
FOMO pertama kali diperkenalkan oleh Andrew K. Przybylski, profesor dari Universitas Oxford pada 2013. Meski FOMO bukan merupakan sesuatu yang baru, tetapi sekarang istilah ini semakin populer dan berkembang. Apalagi didukung dengan berkembangnya media sosial dan Internet.
Advertisement
Dalam dunia pemasaran, kecemasan dan ketakutan inilah dimanfaatkan agar calon konsumen melakukan pembelian secara cepat. Maka ada istilah yang bernama strategi FOMO marketing. Di dalam strategi ini, perusahaan dapat memanfaatkan kondisi psikologi calon konsumen, dengan cara membuat mereka takut kehilangan peluang jika tidak membeli sekarang. Sebab jika mereka tidak cepat-cepat membeli, maka akan ketinggalan sesuatu. Bisa berupa diskon, stok terbatas, atau bebas ongkos kirim.
Tujuan utama dari strategi ini adalah supaya konsumen membeli secara impulsif. Bahkan sampai muncul istilah lebih baik membeli sekarang daripada nanti menyesal karena tidak membeli. Contoh mudahnya adalah ketika ada diskon besar-besaran dengan waktu yang terbatas atau yang kita kenal dengan sebutan flash sale. Sebenarnya, FOMO marketing sudah lama diterapkan oleh banyak perusahaan. Namun, dengan berkembangnya pemasaran digital dan Internet sekarang, penerapannya menjadi jauh lebih mudah.
Penerapan strategi FOMO marketing yang paling umum adalah dengan memberikan diskon dengan waktu terbatas. Dapat dipastikan hal ini menambah semangat calon konsumen supaya tidak ketinggalan kesempatan untuk membeli produk tersebut.
Penerapan strategi FOMO marketing lainnya adalah dengan cara menampilkan pesan notifikasi atau pop-up message berisi jumlah penjualan secara real time saat ada konsumen yang melakukan pembelian. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan dan keinginan membeli konsumen, karena mereka menonton langsung transaksi pembelian dari orang lain. Apalagi jika pesan notifikasi tersebut hanya muncul dalam waktu beberapa detik saja. Semakin membuat penasaran calon pembeli.
Terbatasnya stok juga merupakan kunci pada FOMO marketing. Ciptakan rasa urgensi untuk mendorong calon konsumen untuk segera memutuskan pembelian dengan cara membuat tampilan stok produk terbatas. Bahkan beberapa brand menampilkan stok produknya dengan kalimat “hampir habis”, “hanya sisa dua”, atau bisa juga dengan menambahkan kalimat “selama persediaan masih ada”. Kita juga bisa menambah rasa urgensi dengan menggunakan penanda waktu atau countdown timer supaya calon pembeli merasa terdorong untuk cepat-cepat membeli produk tersebut.
Cara lainnya adalah dengan memberikan batas waktu pesanan. Dengan metode ini, kita bisa mempengaruhi pola pikir pembeli yang merasa kalau tidak beli sekarang, hilanglah kesempatan itu. Biasanya hal ini diterapkan pada pembelian tiket perjalanan, tiket hotel, tiket konser atau ketika penjualan melalui live-streaming. Batas waktu yang diterapkan biasanya berkisar 15 hingga 30 menit. Apabila tidak diselesaikan dalam jangka waktu tersebut, pesanan akan dibatalkan.
Menampilkan ulasan dan testimoni juga merupakan cara untuk memunculkan rasa FOMO calon konsumen. Tunjukkan apabila produk kita memang disukai banyak orang melalui ulasan dan testimoni. Calon konsumen tentu saja akan tertarik untuk membeli produk yang populer, terpercaya, dan juga bermanfaat.
Gratis Ongkir
Salah satu poin menarik dari belanja online adalah gratis ongkos kirim (ongkir). Banyak sekali konsumen yang cinta pada penawaran ini. Kita bisa memanfaatkannya untuk strategi FOMO marketing dengan cara memberikan gratis ongkos kirim terbatas. Terbatas dalam artian gratis ongkos kirim sampai tanggal tertentu atau hanya untuk beberapa pengguna saja. Ketika ada gratis ongkos kirim terbatas, calon konsumen akan cenderung untuk segera melakukan pembelian. Jika terlewat maka harus berakhir mengeluarkan lebih banyak uang untuk membayar biaya pengiriman.
Nah, dengan menawarkan diskon dengan waktu terbatas, stok terbatas, batas waktu pesanan, ulasan dan testimoni, serta gratis ongkos kirim kepada calon konsumen, kita dapat memanfaatkan kecemasan dan ketakutan mereka untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan. FOMO marketing itu klasik, tetapi masih eksis hingga sekarang. Namun, perlu diperhatikan juga untuk berhati-hati, jangan sampai penerapan strategi FOMO marketing ini melanggar etika pemasaran. Apalagi sampai membuat calon konsumen merasa tidak nyaman, kecewa, hingga sampai menurunkan brand image. Penjual harus tetap berfokus untuk memberikan produk yang terbaik, yang bermanfaat untuk konsumen dan juga selalu transparan dalam memberikan informasi kepada konsumen. Sampaikan informasi yang tepat dan akurat tentang produk yang dijual, sehingga konsumen tidak merasa kecewa setelah membeli.
Nah, bagaimana? Apakah Anda termasuk tipe konsumen yang sering merasa FOMO ketika melakukan pembelian?
Api Adyantari
Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Eko Suwanto Sebut Cawali Jogja Hasto Wardoyo Punya Semangat Melayani Rakyat & Anti Korupsi
Advertisement
Hanya Satu Hari, Film The Last Dance Jadi Box Office di Hong Kong
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement