OPINI: AI Memicu Gelombang PHK, Perlukah Dunia Bisnis Panik?
Advertisement
Tahun 2024 belum genap satu bulan berjalan, namun berita gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) telah menghiasi media sosial kita. Yang cukup mengejutkan, PHK tersebut terjadi di perusahaan berbasis teknologi yang disebut-sebut sangat sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. Sebut saja Zenius, Flip, dan Lazada, yang familier di masyarakat Indonesia. Jika melihat lebih luas lagi, Duolinggo, Amazon, Spotify, bahkan Google pun juga menyatakan telah dan akan terus memangkas karyawan mereka. Berita-berita kurang mengenakkan tersebut masih saja belum beranjak pergi, meski 2023 telah berlalu.
Mengutip dari data Layoffs.fyi, sepanjang 2023 sebanyak 1.183 perusahaan teknologi global melakukan PHK. Sementara itu, sampai awal minggu ketiga Januari 2024, sudah sebanyak 48 perusahaan teknologi global melakukan pemutusan hubungan kerja. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?
Advertisement
Tidak dapat dimungkiri Covid-19 menghantam kinerja perusaan beberapa tahun terakhir. Untuk bisa bangkit, pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi menjadi strategi keberhasilan perusahaan. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah jawaban yang sering muncul di tengah maraknya gelombang PHK di sekitar kita. Mengutip penjelasan IBM, AI adalah suatu bidang yang menggabungkan ilmu komputer dan kumpulan data yang kuat (robust), untuk memungkinkan pemecahan masalah. Dengan menggunakan AI, perusahaan manufaktur mampu menganalisis data dan mengambil keputusan lebih baik. AI mampu melakukan pekerjaan seperti manusia (seperti membantu desain produk, memperkirakan permintaan, menghitung efisiensi penggunaan bahan baku, hingga mengantisipasi masalah yang akan timbul).
AI tidak hanya bermanfaat untuk efisiensi bisnis perusahaan besar, namun juga sangat berguna bagi UMKM, seperti membantu membuat laporan keuangan, desain produk dan pemasaran, branding, manajemen persediaan dan penjualan, sehingga UMKM bisa meningkatkan skala bisnisnya.
Dari sekian banyak manfaat dan kemudahan AI bagi bisnis dan industri dalam bentuk teknologi baru, ternyata AI juga memunculkan alternatif pilihan bagi industri yang selama ini sangat bergantung pada sumber daya manusia.
Strategi efisiensi bisnis dengan menggunakan kecerdasan buatan ini membuat perusahaan mulai menganalisis kembali jenis pekerjaan yang memiliki alternatif penggunaan AI di dalamnya, mulai dari pergeseran cara kerja hingga penggantian sumber daya manusianya. Lalu, apakah benar bahwa besarnya gelombang PHK terjadi karena AI?
World Economic Forum menyatakan bahwa Pandemi Covid-19 yang disusul dengan otomatisasi pekerjaan dan resesi global, menyebabkan banyak karyawan kehilangan pekerjaannya. Artificial Intelligence adalah cara yang digunakan perusahaan sebagai strategi efisiensi bisnis. Pemanfaatan sumber daya manusia, mesin, dan algoritma menjadi tantangan bagi dunia bisnis dalam beberapa tahun mendatang, yang mungkin akan menyebabkan banyak karyawan kehilangan pekerjaan. Duolinggo, Amazon, Spotify, bahkan Google juga menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang memiliki alternatif dilakukan oleh AI berdampak pada pengurangan tenaga kerja. Melihat situasi ini, perlukan pebisnis Indonesia panik?
Tantangan Dunia Bisnis
Ancaman yang dihadapi dunia bisnis saat ini bukanlah munculnya AI, namun bagaimana AI dapat dimanfaatkan menjadi tantangan untuk membantu meningkatkan skala bisnisnya. Perencanaan ulang desain pekerjaan membutuhkan adanya reskill dan upskill sumber daya manusia agar siap menghadapi the job of tomorrow.
Perusahaan harus berpikir matang sebelum melakukan PHK, dan lebih berfokus melakukan pelatihan untuk reskill dan upskill agar bisnis dapat berkelanjutan. AI akan mengubah model bisnis di masa mendatang. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk merekrut karyawan yang memiliki kemampuan menggunakan AI, serta melengkapi karyawan yang ada dengan skill baru.
Lalu bagaimana peran pemerintah? Hal krusial dapat dilakukan oleh pemerintah adalah melalui pendanaan dan pendidikan. Saat ini di dunia pendidikan tinggi, pemerintah sudah membuka peluang melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Mahasiswa disiapkan untuk tidak hanya terkotak pada kemampuan sesuai bidang studinya, namun juga memiliki pengalaman positif di luar kampus yang akan meningkatkan skill mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja. Kita pun tidak bisa melewatkan fakta bahwa Indonesia segera menghadapi bonus demografi. Indonesia akan memiliki penduduk usia muda angkatan kerja terbanyak di Asia Tenggara pada 2030an. Adanya kemudahan yang disediakan oleh AI menjadi peluang besar untuk level up kemampuan generasi muda Indonesia dengan keterampilan yang justru dapat menyeimbangkan disrupsi teknologi, agar tidak menjadi ancaman bagi sumber daya manusia dan organisasi bisnis.
Indrawan Nugroho, Founder & CEO Corporate Innovation Asia, menyampaikan pentingnya cara berpikir dan kreativitas bagi karyawan untuk tetap agile terhadap perubahan di era disruptif. Kemampuan cara berpikir akan sangat penting untuk bisa mengendalikan bantuan AI agar lebih bermanfaat bagi organisasi bisnis.
Hal ini sejalan dengan hasil pertemuan awal tahun para pemimpin negara di World Economic Forum 2024, yang berlangsung di Davos. Dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa setiap pemimpin negara harus berinvestasi secara serius pada generasi muda di setiap negara, agar siap menghadapi masa depan. Selain akses kesehatan serta ketersediaan Green Jobs, penting bagi pemimpin negara untuk menyiapkan keterampilan dan pendidikan yang berfokus pada industri kreatif, energi yang terbarukan, serta teknologi informasi. Dengan demikian, sebagai bisnis, tukarkanlah kepanikan dengan perencanaan yang lebih matang untuk level up bisnis Anda menghadapi tantangan AI di masa mendatang.
Debora Wintriarsi Handoko
Dosen Departemen Manajemen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kampanye Terakhir Harda-Danang sapa Pendukungnya dengan Senam Sleman Sehat
Advertisement
Hanya Satu Hari, Film The Last Dance Jadi Box Office di Hong Kong
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement