Advertisement

Promo November

OPINI: Hari Anti Narkotika Internasional tahun 2024: Keberfungsian Keluarga sebagai Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Lisa Sunaryo Putri 
Kamis, 27 Juni 2024 - 14:57 WIB
Abdul Hamied Razak
OPINI: Hari Anti Narkotika Internasional tahun 2024: Keberfungsian Keluarga sebagai Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Penyuluh Narkoba Ahli Pertama BNNP DIY Lisa Sunaryo Putri

Advertisement

SEJARAH penting dalam upaya pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) terjadi pada tahun 1839 ketika Lin Zexu, pejabat berpengaruh di China, melakukan pembongkaran perdagangan opium di Humen, Guandong.

Hari terjadinya aksi tersebut kemudian ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) yang setiap tahunnya diperingati setiap tanggal 26 Juni.

Advertisement

Pada tahun 2024 ini, secara global diusung tema Evidence is Clear : Invest in Prevention. Sedangkan di Indonesia, HANI mengangkat tema Masyarakat Bergerak, Bersama Melawan Narkoba Mewujudkan Indonesia Bersinar.

Menilik lebih jauh konsep pencegahan dan bergerak bersama yang menjadi fokus tema HANI tahun 2024, dapat terlihat bahwa peran masyarakat sangat penting dalam upaya melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba dan harus dimulai dari unit sosial terkecil yaitu Keluarga.

Keluarga memainkan peran sentral dalam membentuk perkembangan dan kesejahteraan anak-anak. Definisi keluarga mencakup lebih dari sekadar hubungan darah tapi juga mencerminkan sebuah lingkungan di mana individu belajar, tumbuh, dan membentuk nilai-nilai serta perilaku mereka.

Dalam konteks pencegahan penyalahgunaan narkoba, keluarga bukan hanya tempat di mana nilai-nilai ini ditanamkan, tetapi juga sebagai pagar pertama dalam melindungi anak dari bahaya penyalahgunaan.

Teori Bioekologi Bronfenbrenner menjelaskan bahwa terdapat sistem-sistem yang mempengaruhi individu sepanjang hidupnya. Mikrosistem merupakan lapisan paling awal dan mencakup di dalamnya adalah keluarga.

Keluarga adalah interaksi pertama yang didapatkan oleh individu dan dapat memberikan pengaruh langsung terhadap pembentukan karakter dan pola pikir dasar anak.

Komunikasi yang terbuka, pengawasan yang konsisten, dan dukungan emosional yang stabil adalah komponen vital dalam membangun fondasi yang kuat untuk remaja menghadapi tekanan dari luar, termasuk godaan dari penyalahgunaan narkoba.

Oleh karena itu, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pencegahan penyalahgunaan narkoba peran keluarga adalah vital. Keluarga harus dapat berfungsi dan menunjukkan perilaku konsisten yang mendukung.

Konsep keberfungsian keluarga salah satunya dapat dipahami dari teori McMaster (McMaster Model of Family Functioning) yang mengidentifikasi enam dimensi penting dalam keberfungsian keluarga yaitu Penyelesaian Masalah, Komunikasi, Peran, Respons Afeksi, Keterlibatan Afeksi, dan Kontrol perilaku.


1. Penyelesaian Masalah


Keluarga yang berfungsi ditunjukkan dengan kemampuan dalam penyelesaian masalah baik instrumental (misal ekonomi, ketersediaan pangan) mau pun afektif (misal permasalahan emosional seperti depresi). Keluarga harus mampu menciptakan lingkungan yang dapat menghadapi masalah secara terbuka dan kolaboratif.

Dalam konteks pencegahan narkoba, ini bisa berarti berdiskusi tentang alternatif positif untuk mengatasi tekanan atau stres tanpa menggunakan narkoba. Orang tua dapat membantu remaja mengembangkan keterampilan dalam mengelola emosi dan menemukan solusi konstruktif untuk masalah yang mereka hadapi.


2. Komunikasi Efektif


Komunikasi yang terbuka dan efektif antara anggota keluarga merupakan fondasi utama dalam keberfungsian keluarga. Komunikasi yang baik memungkinkan orang tua untuk memahami perasaan dan pemikiran anak-anak mereka.

Dengan berbicara secara terbuka tentang risiko penyalahgunaan narkoba dan dampaknya, orang tua dapat membantu meningkatkan kesadaran remaja tentang bahaya yang ada. Komunikasi yang positif juga menciptakan lingkungan di mana remaja merasa nyaman untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi, termasuk tekanan dari teman sebaya atau situasi yang menantang di sekolah.

3. Peran yang Jelas dan Diketahui


Peran yang jelas dan diketahui dalam keluarga membantu mengurangi kebingungan dan konflik, serta meningkatkan koherensi dalam pendekatan orang tua terhadap pengasuhan. Ketika peran dipahami dengan baik, orang tua dapat bekerja sama untuk memberikan lingkungan yang konsisten dan mendukung bagi anak-anak mereka.

Hal ini juga menciptakan struktur yang jelas dalam keluarga, yang dapat membantu remaja merasa aman dan terlindungi dari pengaruh negatif di luar keluarga seperti narkoba.

4. Respons Afeksi Positif


Respons afeksi yang positif berkaitan dengan pemberian dukungan emosional yang konsisten dan penuh kasih kepada anggota keluarga. Ini termasuk memberikan pujian, mengakui pencapaian, dan memberikan dukungan saat anak-anak menghadapi kesulitan.

Dukungan emosional yang kuat dapat meningkatkan kepercayaan diri remaja dan mengurangi kemungkinan mereka mencari penghiburan dari narkoba atau perilaku berisiko lainnya sebagai bentuk pengganti ketidakamanan emosional.

5. Keterlibatan Afeksi


Keterlibatan afeksi mengacu pada investasi emosional dan waktu yang orang tua dan anggota keluarga lainnya curahkan kepada satu sama lain misalnya hadir saat penerimaan rapor, lomba yang diikuti anak, atau bersama-sama menyiapkan kostum untuk pentas anak.

Melalui keterlibatan ini, orang tua dapat membangun hubungan yang kuat dengan anak-anak mereka, yang memungkinkan mereka untuk menjadi model peran yang positif. Ketika remaja merasa didukung dan diterima secara emosional di rumah, mereka cenderung memiliki rasa koneksi yang lebih besar dengan keluarga dan kurang mencari kepuasan dari lingkungan di luar rumah yang mungkin berpotensi berbahaya.

6. Kontrol Perilaku


Kontrol perilaku mencakup penerapan aturan dan batasan yang jelas dalam keluarga. Ini tidak hanya berarti menetapkan peraturan terkait waktu pulang malam atau penggunaan teknologi, tetapi juga memberikan batasan yang sehat terhadap perilaku yang berisiko, termasuk eksperimen dengan narkoba.

Ketika orang tua memberlakukan batasan dengan konsisten dan adil, remaja akan lebih mungkin untuk memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan mereka.

Pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai faktor, termasuk keberfungsian keluarga menurut model McMaster. Dengan mendorong keberfungsian keluarga yang sehat dan mendukung, kita dapat membangun fondasi kuat untuk masa depan Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024

Bantul
| Jum'at, 22 November 2024, 10:27 WIB

Advertisement

alt

Hanya Satu Hari, Film The Last Dance Jadi Box Office di Hong Kong

Hiburan
| Rabu, 20 November 2024, 08:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement