Tangani Wasting Agar Anak Tak Stunting, Sebuah Upaya Perlindungan Anak untuk Indonesia Maju
Advertisement
JOGJA—Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-40 tahun 2024 pada tanggal 23 Juli memilih tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”. Salah satu bagian dari tema yang dirancang adalah “Anak Merdeka dari Kekerasan, Perkawinan Anak, Pekerja Anak dan Stunting. Stunting, permasalahan gizi kronis yang masih menjadi isu kesehatan nasional dalam meningkatkan kualitas hidup anak.
Dibalik isu strategis nasional tentang stunting, terdapat permasalahan wasting yang belum banyak dikaji dan dijadikan acuan prioritas permasalahan nasional untuk dipecahkan. Berbeda dengan stunting yang merupakan permasalahan kekurangan gizi tingkat kronis, wasting sendiri merupakan keadaan gizi kurang juga gizi buruk dimana berat badan anak tidak sesuai pertumbuhannya. Wasting dapat berdampak serius pada keberlangsungan hidup, pertumbuhan fisik dan perkembangan anak, serta memiliki pengaruh pada kesehatan dan potensi mereka ketika dewasa.
Advertisement
Dua definisi dari kondisi berbeda ini menyebabkan wasting dan stunting dipandang sebagai kondisi yang berbeda. Akibatnya, keduanya terdiferensiasi dalam program perbaikan gizi, baik pada tingkat kebijakan, pendanaan serta banyak bidang penelitian yang lebih menyoroti pada stunting, daripada wasting.
Tahun 2014, Emergency Nutrition Network (ENN) membentuk suatu tim task force yang terdiri dari para ahli yang mengkaji hubungan antara wasting dan stunting. Tinjauan ini menyimpulkan bahwa wasting dan stunting sering terjadi bersamaan pada anak yang sama dan risiko kemaatian yang terkait wasting dan stunting akan meningkaat jika kedua hal tersebut terjadi bersamaan.
Wasting dan stunting adalah masalah gizi yang saling terkait, dimana kedua bentuk masalah gizi ini memiliki faktor risiko yang sama dan saling memperburuk kondisi satu dan lainnya. Selain risiko kematian yang tinggi, anak wasting yang tidak ditangani dengan baik berisiko 3X lebih tinggi menjadi stunting dan anak stunting berisiko 1,5 X lebih tinggi menjadi wasting dibandingkan dengan anak gizi baik. Risiko kematian akan meningkat jika anak mengalami 2 permasalahan gizi ini (wasting dan stunting) secara bersamaan.
Penyakit menular atau infeksius pada anak telah lama dikenal sebagai penyebab dan akibat dari kekurangan gizi. Penyakit seperti demam, ISPA, diare, dsb dapat menyebabkan wasting dan stunting melalui penurunan atau perubahan asupan gizi, gangguan penyerapan usus dan peningkatan metabolisme akibat demam, respon imun dan enteropati lingkungan.
Sebaliknya, anak yang kekurangan gizi lebih rentan terkena penyakit menular karena menurunnya daya tahan tubuh. Anak-anak yang teridentifikasi kurus dan kerdil secara bersamaan diketahui memiliki peningkatan risiko penyakit menular. Kajian literature juga menjelaskan antara hilangnya massa lemak dan otot dengan wasting dan stunting. Penipisan lemak dan hilangnya massa karena infeksi menghubungkan terjadinya wasting dan stunting. Lemak berperan sebagai pemeliharaan sistem kekebalan tubuh dan otot, yang tersusun atas protein yang juga terlibat dalam respon imun.
Wasting tidak boleh diabaikan. Mencegah wasting antara lain pemberian makanan yang tepat bagi balita; pemberian imunisasi dasar lengkap; pemberian vitamin A dua kali dalam setahun; rutin ke posyandu untuk mengukur berat badan, tinggi badan serta lingkar lengan atas serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Apabila balita sakit, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
*Nor Eka Noviani, Dosen Program Studi Gizi Unisa Yogyakarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
InDrive Dorong Perubahan Sosial lewat Festival Film Alternativa
Advertisement
Hanya Satu Hari, Film The Last Dance Jadi Box Office di Hong Kong
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement