Dukungan Pemda Memperbanyak Pengolahan Sampah menjadi Energi untuk DIY
Advertisement
Program pengolahan sampah menjadi energi disebut Waste to Energi (WTE) dengan metode peuyemisasi yang di resmikan sejak Maret 2024 awal tahun lalu di Desa Tanjung Sari, Kabupatan Magelang yang digagas oleh Corporate Social & Reponsibility PT. PLN dan Institut Teknologi PLN sudah masuk pada waktu 6 bulan.
Menurut laporan dari pengelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Desa Tanjung Sari, sejak Juli 2024, KSM sudah bisa berjalan sendiri tanpa di bantuan lagi dana dari penyelenggara alias bisa mandiri atau menghidupkan diri sendiri.
Advertisement
Semangat Kebersamaan
Penasaran dengan laporan dari pengelolah KSM, saya pada tanggal 8 Agustus 2024 mendatangi langsung Ke magelang dan mendatangi Tempat Pegolahan Sampah (TPS) tanjung sari yang di terima oleh ketua KSM Jumin menyambut dengan baik kehadiran saya. Dari Analisa selama 1 hari di Lokasi, sudah terlihat semangat para operator pengelolah sampah dengan kebersamaannya sudah saling bergotong royang mengelolah sampah menjadi RDF dengan tenaga fisik yang kuat dengan memasukan beberapa material ke mesin mesin secara manual tersebut yang akan di kirim ke tahap selanjutnya ke PLTU terdekat dari Magelang yaitu menjadi campuran bahan baku untuk PLTU Batubara.
Tanggung Jawab Pemerintah Daerah
Melihat warga yang sudah antusias dan bahu membahu bergotong royong sudah sangat baik, namun saya melihat perlunya pemerintah daerah ikut turun tangan dalam fungsi control dan dukungan dari pemerintah khususnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) agar kegiatan baik sepertinya bisa di kembangkan di wilayah TPS lainnya, khususnya wilayah Borobudur yang notabene wilayah wisata , bahkan rumor menyebutkan Yogyakarta sedang ramai membicarakan sampah. Kegiatan ini merupakan Solusi yang bisa diambil pemerintah daerah untuk menjadi salah satu solusinya.
Saran buat Pemerintah Daerah
Sebelum pulang ke Yogyakarta, saya menulis opini saya ini diharapkan pemerintah daerah bisa membaca dan semoga bisa mengembangkan kegiatan ini ke TPS wilayah Yogyakarta.
Pengolahan sampah menjadi RDF ini juga bisa mendukung program pemerintah yaitu mendukung net zero emission, selain mengurangi pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), kita selesaikan di TPS. Selain itu program ini bisa merubah status pekerjaan “pemulung” menjadi “operator”, ini merupakan dampak sosial ekonomi dan kebanggaan seorang anak yang memiliki orang tuanya seorang operator WTE, Output Refuse Derived Fuel (RDF) yang dari unsur dedaunan kering selain dikumpulkan untuk dikirim ke PLTU, KSM juga dapat menggunakan nya untuk percobaan pakan ternak, saat ini sedang di uji coba pada hewan Kambing, tentunya dedaunan kering yang bebas dari plastik, hal ini dapat menggantikan peternak dalam mencari rumput untuk pakan ternak,
Continuous Improvement
Selanjutnya dampak ergonomi bagi operator yang selama ini bekerja nya masih manual bisa di otomatisasikan dengan menggunakan sistem otomatisasi electrikal dengan sistem Human Machine Interaction (HMI) sehingga operator bekerja nya lebih nyaman dan lebih sehat kedepannya. Sehingga percontohan waste to energi yang sudah baik di magelang ini bisa di jadikan pengembangan yang lebih baik lagi kedepannya untuk bisa di pasang di wilayah Yogyakarta.
Lesson Learn
Pembelajaran yang didapat dari program WTE magelang adalah pelatihan dan pembelajaran, pelatihan bagi operator dan tenaga KSM di lingkungan TPS sangat perlu, sehingga dalam menjalankan pengggunaan metode peuyemisasi, pengoperasian, dan pemeliharaan mesin bisa dibuatkan Standard Operating Procedure (SOP) dan Instruksi Kerja (IK) sehingga siapa pun bisa menjalankan dengan baik, Job Safety Analysis (JSA) juga perlu di jadikan mandatori sebelum operator bekerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Awasi Masa Tenang, Bawaslu Siagakan Semua Petugas Pengawas
Advertisement
Hanya Satu Hari, Film The Last Dance Jadi Box Office di Hong Kong
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement