Advertisement
Pariwisata DIY: Menggairahkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Advertisement
Pemerintah DIY menyadari potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari sektor pariwisata. Melalui peningkatan kualitas layanan, diversifikasi produk pariwisata, dan promosi inovatif, DIY berusaha menarik perhatian wisatawan domestik dan internasional. Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari sektor pariwisata juga diharapkan dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
DIY memiliki potensi pariwisata yang besar, terdapat beberapa permasalahan yang perlu diatasi. Menurut data Travel & Tourism Competitiveness Index (TTCI), Indonesia berada di urutan ke-4 di ASEAN. Sementara itu, DIY memiliki peringkat investasi terendah dari 10 besar PMA dan PMDN di Indonesia (Dinas Pariwisata, 2020).
Advertisement
Pariwisata sebagai suatu sistem yang saling terkait memberikan gambaran bahwa pengembangan industri ini harus memperhatikan faktor, pengembangan budaya lokal, dan integrasi dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Dengan begitu, pariwisata bukan hanya menjadi destinasi sementara, tetapi juga menjadi pilar utama dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Industri pariwisata dapat dikategorikan ke dalam lima bidang utama, yaitu hotel dan restoran, tour dan travel, transportasi, pusat wisata dan souvenir, serta bidang kepariwisataan. Pusat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memikat dengan pesona kebudayaan, sejarah, dan alam yang luar biasa. Namun, di balik daya tariknya, terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan sebagai destinasi pariwisata unggulan. Pariwisata bukan hanya sebagai entitas tunggal, melainkan sebagai suatu sistem kompleks yang bersinergi dengan berbagai aspek pembangunan ekonomi.
Gelaran ASEAN Tourism Forum (ATF) mengangkat isu pariwisata yang berkelanjutan membuka peluang besar bagi para investor di masa depan. DIY berfokus melihat peluang memanfaatkan investasi yang berfokus pada budaya, alam, dan ekonomi kreatif yang mengembangkan SDM unggul melalui teknologi dan industri kreatif. Para pelaku wisata diharapkan bisa memanfaatkan seoptimal mungkin pada peluang investasi yang akan datang. Model pengembangan investasi yang dirancang DIY bukan dengan memanfaatkan lahan yang luas, tetapi melalui Knowledge Based Industries yaitu berfokus pada pengembangan SDM.
Industri berbasis pengetahuan (Knowledge Based Industries) merujuk pada sektor ekonomi bergantung pada pengembangan, pemanfaatan, dan penyebaran teknologi. Dalam industri ini, nilai tambah tidak hanya berasal dari produksi barang atau jasa fisik, tetapi berasal dari pengetahuan, keahlian, dan inovasi. Pendorong utama pertumbuhan dalam industri berbasis pengetahuan adalah kreativitas, riset dan pengembangan, serta sumber daya manusia yang terampil.
Dalam teori pertumbuhan endogen, dikembangkan oleh ekonom seperti Paul Romer dan Robert Lucas, menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya dipicu oleh input produksi seperti modal dan tenaga kerja, tetapi juga oleh kemajuan teknologi yang dapat menciptakan penelitian dan pengembangan (R&D) dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Knowledge Based Industries memiliki peran penting dalam pengembangan sektor pariwisata. Beberapa jenis industri berbasis pengetahuan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan daya saing pariwisata seperti : pengembangan aplikasi mobile, platform e-learning untuk panduan wisata digital, dan penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) atau Virtual Reality (VR) untuk menciptakan pengalaman pariwisata yang lebih interaktif.
Pemasaran Digital mengggunakan pengembangan konten multimedia produksi seperti video promosi pariwisata, podcast, dan materi visual lainnya yang dapat digunakan untuk memasarkan destinasi secara online. Kemampuan untuk menggabungkan dan mengelola informasi menjadi pengetahuan baru menjadi kunci keberhasilan yang dapat dikembangkan dalam meningkatkan pariwisata, menjadikannya penggerak utama pertumbuhan ekonomi di era digital dan globalisasi.
Pemerintah DIY mengakui peran penting generasi muda, khususnya mahasiswa, dalam mempertahankan kearifan lokal dan mengenalkannya kepada dunia. Melibatkan generasi muda merupakan upaya pelestarian budaya yang diharapkan dapat menciptakan keseimbangan antara tradisi dan modernitas.
Generasi muda memainkan peran yang sangat penting dalam promosi pariwisata karena mereka bukan hanya merupakan konsumen potensial tetapi juga agen perubahan, pengguna teknologi terkini, dan penggerak tren di era digital. Generasi muda memiliki peran kunci dalam promosi pariwisata, aktivitas sosial media generasi muda memiliki dampak besar dalam memengaruhi keputusan perjalanan.
Dengan memiliki jaringan sosial yang luas, mereka dapat menjadi duta pariwisata yang efektif dan menyebarkan informasi positif tentang destinasi wisata melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Pengembangkan kampanye promosi wisata yang inovatif, termasuk konsep-konsep pemasaran yang segar dan ide-ide kreatif untuk menarik perhatian audiens yang dapat mendukung strategi pemasaran di media online yang dapat membangun jaringan promosi pariwisata guna mengingkatkan pertumbuhan ekonomi DIY.
*Firsty Ramadhona Amalia Lubis : Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan, Universitas Ahmad Dahlan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jadwal Damri Titik Nol Kilometer Malioboro Jogja ke Pantai Pantai Parangtritis Jumat 11 Oktober 2024
Advertisement
Pelajar SMPE Mangunan, Athalia, Tulis Buku soal Perundungan
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement