Advertisement

Ingin Gak Repot? Pekerjakan Robot!

Ahmad Djauhar, Ketua Dewan Redaksi Harian Jogja
Minggu, 27 Oktober 2024 - 23:27 WIB
Arief Junianto
Ingin Gak Repot? Pekerjakan Robot! Ketua Dewan Redaksi Harian Jogja, Ahmad Djauhar. - Harian Jogja/Hengky Kurniawan

Advertisement

Bukan Elon Musk kalau tidak membuat gebrakan yang—hampir selalu—mendunia dan produknya juga hampir selalu diminati masyarakat berskala global pula. Terakhir, produk popularnya Optimus, robot humanoid (meniru model manusia) diklaim bos Tesla itu sebagai ‘pembantu’ serbaguna yang selain dapat melakukan pekerjaan rumah tangga juga pekerja yang andal. Optimus pun menjadi hit pada peluncuran serangkaian produk baru produsen Tesla tersebut belum lama ini.

Meskipun banyak penggemar Musk yang sebenarnya datang untuk menghadiri acara utama—pengenalan robotaxi—beberapa di antara penonton justru tampak lebih terkesan dengan robot hitam-putih tanpa wajah yang menari, menyajikan minuman, dan berinteraksi dengan manusia yang hadir di acara tersebut. Pergerakan robot bipedal, atau berkaki dua, ini luar biasa cekatan.

Advertisement

Karakteristik utama robot bipedal a.l. memiliki kemampuan bergerak yang lebih fleksibel dibandingkan robot beroda, terutama di medan yang tidak rata atau dalam lingkungan yang sempit. Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan robot bipedal adalah menjaga keseimbangan. Robot ini dilengkapi dengan berbagai sensor dan algoritma pengendali untuk menjaga tubuhnya tetap tegak saat berjalan atau berlari.

Robot bipedal jauh lebih kompleks dibandingkan robot beroda. Hal ini dikarenakan banyaknya sendi dan derajat kebebasan yang harus dikoordinasikan untuk menghasilkan gerakan yang halus dan natural. Contoh aplikasi robot bipedal di bidang industri antara lain untuk melakukan tugas-tugas yang kompleks dan membutuhkan mobilitas tinggi, seperti perakitan, pengemasan, dan inspeksi.

Selain itu, robot bipedal dapat difungsikan atau disuruh bertugas sebagai pemandu, penerima tamu, atau asisten di berbagai tempat umum. Benda cerdas tersebut juga cocok untuk menjelajahi lingkungan berbahaya atau sulit dijangkau oleh manusia, dan dapat pula difungsikan sebagai alat bantu rehabilitasi atau untuk membantu orang dengan disabilitas.

Namun, banyak orang yang menyaksikan penampilan si Optimus itu berkomentar bahwa rodot tersebut too good tobe true alias terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Jebulane, setelah dibongkar oleh—siapa lagi kalau bukan—Netizen, dunia kemudian mengetahui bahwa orang-orang Tesla membantu mengendalikan robot dari jarak jauh di belakang layar.

Musk tampaknya memang menyasar robot baru produksinya itu sebagai home appliance atawa produk rumah tangga, yang sudah dapat dipasarkan dalam beberapa tahun ke depan. Namun, banyak perusahaan malah menguji robot berbentuk manusia itu untuk ‘bekerja’ di gudang dan pabrik, sebuah tempat terstruktur di mana teknologi tersebut justru memiliki peluang lebih besar untuk berhasil.

Robot humanoid juga dikembangkan oleh Agility Robotics, Neura Robotics, Boston Dynamics, Apptronik, Reflex Robotics, dan beberapa lainnya. Berbagai produk robotika tersebut semakin pintar dan kuat seiring dengan pembaruan versi produksi dan pengembangannya.

Karena sifat konsistensi dan ketekunannya lah, banyak perusahaan menyatakan tertarik pada robot bipedal karena mereka menggabungkan mobilitas dengan lengan robot, memungkinkan mesin tersebut melakukan pekerjaan seperti mengemas truk secara padat dengan kotak dengan ukuran berbeda. Tetapi, kemajuan pada teknologi robotika akan terjadi secara bertahap, tidak dapat secara instan.

Tantangannya bukan hanya agar robot dapat meniru gerakan manusia, namun juga melakukannya dengan aman di sekitar pekerja. Hal ini tentu tidak mudah. Menurut Melonee Wise, chief product officer di Agility Robotics, yang robot ujinya masih kesulitan membedakan antara wadah plastik yang perlu diambil dan tangan manusia yang memegang wadah yang sama. Robot tersebut tidak dapat berfungsi jika secara tidak sengaja meremukkan tangan pekerja.

Pada acara Tesla pada 10 Oktober silam, Musk membual bahwa Optimus akan dapat mengajak anjing jalan-jalan, menyimpan bahan makanan, dan memotong rumput. Musk memiliki rekam jejak yang kuat dalam membuat teknologi berfungsi, meskipun biasanya teknologi tersebut dipasarkan lebih lambat dari yang ia janjikan dan tidak pernah sesuai dengan promosi yang dijanjikannya. Dia belum lama ini memang terbukti mampu mendaratkan pendorong roket bekas Space X berukuran sangat besar.

Namun tidak sedikit orang yang menentang gagasannya tentang robot rumahan yang memiliki potensi lebih besar daripada versi komersial. Salah satu komentar miring yang dapat dipelajari robot pribadi tersebut adalah mengasuh anak-anak. “Apa gak bahaya tah?” begitulah antara lain celetukan yang mucul di medsos.

Lebih Cocok Jadi ‘Pekerja’ Pabrik

Optimus diperkirakan muncul di pabrik jauh sebelum digunakan di rumah, asalkan robot tersebut dapat memenuhi standar laba atas investasi dua tahun industri otomasi. Pengaturan robot sebagai pekerja gerai ritel, juga restoran cepat saji, mungkin akan muncul kemudian. Robot mungkin juga dapat dipekerjakan sebagai bartender yang hebat.

Namun terdapat banyak alasan antara lain termasuk harga produk, ongkos pemeliharaan, dan faktor keselamatan yang menambah kompleksitas pengembangan robot rumahan. Apa pun kemampuan akhirnya, aktivitas rumah tangga seperti yang digembar-gemborkan Elon Musk tidak akan muncul dalam penampilan robot buatan manapun pada dekade ini.

Bos Tesla itu membayangkan masa depan di mana robot seperti Optimus ini dapat melakukan berbagai tugas, mulai dari manufaktur hingga pekerjaan rumah tangga, sehingga membebaskan tenaga kerja manusia dan meningkatkan produktivitas. Robot dapat mengotomatiskan banyak tugas padat karya, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai industri. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan tentunya berpotensi menciptakan lapangan kerja baru.

Dengan menggantikan tenaga manusia dalam tugas-tugas tertentu, Optimus dapat mengurangi biaya produksi, membuat barang dan jasa lebih terjangkau bagi konsumen. Ia dapat digunakan untuk melakukan tugas berbahaya, seperti bekerja di lingkungan berbahaya atau menangani alat berat, sehingga mengurangi risiko cedera dan kematian.

Di ​​masa depan, rodot seperti Optimus dapat berfungsi sebagai asisten pribadi, membantu tugas sehari-hari seperti memasak, membersihkan, dan merawat orang lanjut usia, membebaskan waktu orang-orang dan memungkinkan mereka mengejar peluang lain. Namun, penting untuk dicatat bahwa ini adalah proyeksi jangka panjang.

Beberapa tantangan, termasuk tingginya biaya pengembangan dan produksi, kekhawatiran mengenai beralihnya sebagian besar pekerjaan ke robot, dan perlunya langkah-langkah keselamatan harus diatasi sebelum robot seperti Optimus itu dapat memberikan dampak yang signifikan bagi operasional rumah tangga bila benar-benar dijadikan sebagai pembantu manusia.

Musk memperkirakan harga robot humanoid Optimus akan lebih murah daripada mobil Tesla. Mengingat harga rata-rata mobil Tesla saat ini sekitar sekitar US$45.000, maka dapat perkirakan harga Optimus berkisar antara US$20.000 hingga US$25.000 atau sekitar Rp300 juta hingga Rp 400 juta untuk kurs saat ini.

Namun, perlu diingat bahwa harga yang disebutkan itu adalah perkiraan dan bisa berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan skala produksi. Harga tersebut juga akan dipengaruhi oleh fitur apa saja yang dimiliki oleh robot. Semakin canggih fitur yang dimiliki, semakin tinggi pula harganya. Perkiraan harga yang disebutkan Musk itu adalah harga di masa depan, ketika produksi massal telah dimulai. Harga pada tahap awal produksi mungkin akan lebih tinggi.

Faktor yang mempengaruhi harga robot Optimus antara lain biaya produksi, termasuk di dalamnya adalah biaya komponen, tenaga kerja, dan energi. Selain itu, terdapat pula biaya untuk mengembangkan teknologi dan desain robot. Semakin besar skala produksi, semakin murah biaya produksi per unit. Tingginya permintaan pasar tentu dapat mendorong penurunan harga.

Mengapa harga robot Optimus diperkirakan ‘relatif’ murah? Musk yakin bahwa dengan meningkatkan skala produksi dan menggunakan teknologi yang lebih efisien, biaya produksi robot humanoid dapat ditekan. Selain itu, dia juga melihat potensi pasar yang sangat besar untuk robot humanoid, sehingga ia percaya bahwa harga robot Optimus akan terus turun seiring dengan waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tol Jogja-Solo Ruas Kartasura-Klaten Berlakukan Tarif Terintegrasi, Ini Daftar Nominalnya

Jogja
| Rabu, 30 Oktober 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Aktor Jefri Nichol Diperiksa Polisi, Berstatus Saksi Dugaan Pengeroyokan

Hiburan
| Selasa, 29 Oktober 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement