Advertisement

Husnudzan Terhadap Ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Bayu Ananda P, Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY
Sabtu, 02 April 2022 - 07:07 WIB
Maya Herawati
Husnudzan Terhadap Ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Bayu Ananda P, Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

Advertisement

Berkaitan dengan bulan Ramadan yang semakin dekat, terdapat kemungkinan kembali bersama dengan masa pandemi, insyaaallah. Pandemi Covid-19 ini telah membersamai umat manusia kurang lebih tiga tahun dan akan membersamai kaum mukminin menjalankan ibadah puasa Ramadan untuk kali ketiga. Salah satu rukun iman adalah beriman kepada takdir Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang baik maupun yang buruk, perlu ditekankan bahwa tidak ada yang buruk dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebab Allah Subhanahu Wa Ta’ala menetepkan takdir untuk menguji iman setiap hamba.

Sebagai seorang mukmin, maka berusaha untuk meyakini bahwa apapun yang terjadi merupakan ketetapan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang memang Allah kehendaki. Mukminin bergembira ketika menghadapi permasalahan yang menyenangkan, seperti mendapatkan rezeki berupa harta yang cukup bahkan berlimpah, tetapi bisakah diri ini bergembira ketika dalam keseharian berikhtiar dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberi harta yang serba kekurangan?

Advertisement

Mampukah diri ini tetap merasa bersyukur kepada harta yang pas-pasan? Mampukah diri ini bersabar tetap berikhtiar tanpa berkeluh kesah? Mampukah diri ini tetap berikhtiar tanpa melanggar aturan syar’i?

Permisalan yang lain, mukminin bergembira ketika diberi kesehatan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, di sisi lain mampukah diri ini tetap bergembira dengan bersyukur terhadap ketetapan Allah jika diri ini diberi sakit? Bahkan sakit yang keras yang membutuhkan banyak pengorbanan? Jika seorang pasien rawat inap melakukan khatam Al Qur’an, dikarenakan Al Qur’an merupakan obat bagi penyakit, apakah tetap bersyukur jika penyakitnya belum kunjung sembuh bahkan semakin parah?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebaiknya dapat menjadikan muhasabah bagi setiap mukmin, supaya seorang mukmin tetap bersyukur tatkala dirinya telah ikhtiar namun tetap kekurangan dalam membiayai hidup sehari-hari, tidak menempuh cara yang dilarang oleh syariat dalam mencari harta, tetap bersyukur tatkala dirinya diberi sakit bahkan sakit-sakitan, tidak banyak mengeluh dikhawatirkan seolah tidak terima atas ketetapan Allah Subhaahu Wa Ta’ala atas dirinya.

Bulan Ramadan merupakan bulan agung yang ditunggu kaum mukminin. Para ulama banyak berdoa supaya dipertemukan oleh bulan Ramadan. Beberapa sebutan untuk bulan Ramadan di antaranya adalah bulan suci, bulan penuh maghfirah dan yang lainnya, setiap mukminim berlomba-lomba untuk meningkatkan amal ibadah di bulan ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala melipatgandakan pahala bagi amal ibadah setiap mukmin. Salah satu keistimewaan di bulan Ramadan adalah diwajibkannya bagi kaum mukminin untuk berpuasa.

Berpuasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga dari azan subuh hingga azan maghrib, tetapi juga meninggalkan perbuatan yang Allah larang, di antaranya adalah mudah marah ketika berhadapan dengan ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang seakan merugikan dirinya, sementara jika seorang mukmin selalu senantiasa untuk mengingat kembali terhadap salah satu rukun iman yaitu beriman kepada qada dan qadar Allah, maka dia akan senantiasa bersyukur dan bersabar atas apa yang menimpanya.

Jika Allah mencintai suatu kaum maka kaum tersebut akan diuji. Manusia yang paling berat cobaannya adalah para Nabi dan Rasul, kemudian orang-orang salih, kemudian orang-orang yang semisal. Mereka adalah adalah orang-orang yang dicintai Allah dalam rangka menggugurkan dosa, meninggikan derajat dan menjadikan teladan bagi yang lain dan bisa bersabar. Semoga seluruh mukminin selalu bersyukur, bersabar dan selalu husnuzan terhadap ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Rela, Ungkapan Some Island tentang Kelam, Ikhlas dan Perpisahan

Hiburan
| Jum'at, 29 Maret 2024, 09:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement