Advertisement
Melatih Diri untuk Produktif di Bulan Ramadan
Advertisement
Semua manusia diberikan waktu yang sama 24 jam sehari 168 jam setiap pekannya. Sebagian muslim sudah memanfaatkan momentum bulan Ramadan dengan sangat produktif dalam meraih pahala Ramadan, tetapi sebagian lain belum memaksimalkan waktu yang diberikan. Godaan malas dalam melakukan kegiatan merupakan salah satu tantangan di bulan Ramadan. Ini berkaitan dengan produktivitas yang pasti bermuara pada tujuan yang ingin dicapai. Seperti yang dikembangkan oleh Muhammad Faris dalam buku Muslim produktif adalah menjadi seorang hamba yang bertakwa dan menjadi khalifah pemimpin. Kedua tujuan ini menjadi bahan produktivitas seorang muslim, berbeda dengan produktivitas barat yang target akhirnya adalah materialisme semata.
Untuk memaksimalkan bulan yang penuh berkah ini salah satunya tetap produktif dalam kegiatan keseharian. Produktif adalah efisiennya seseorang dalam memanfaatkan waktunya dalam kesehariannya, sedangkan produktivitas adalah kemampuan seseorang menghasilkan sesuatu, seperti bekerja pada saat bulan puasa merupakan suatu ibadah yang produktif hendaklah dilakukan dengan profesional (Itqon).
Advertisement
Bagi muslim tanggung jawab bekerja bukan hanya untuk laporan kepada atasannya atau hanya untuk pribadi tetapi langsung perintah dari Allah SWT untuk bekerja secara profesional QS At-Taubah ayat 105 Allah berfirman: Bekerjalah kamu maka Allah dan rasulnya serta orang orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui hal-hal yang ghib dan nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang kamu telah kerjakan.
Hadis yang diriwayatkan oleh Anas Radhiyallahu Annhu, Nabi Muhammad SAW bersabda: sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit/tunas kurma, maka apabila ia mampu menanamnya sebelum terjadi kiamat maka hendaklah ia menanamnya. Inilah yang disebut profesional, muslim yang produktif hendaknya memiliki semangat dan etos kerja yang baik, dan jangan malas. Apabila sudah berusaha tetapi tidak sesuai dengan yang diharapkan itu adalah ketentuan terbaik dari Allah SWT.
Menunda pekerjaan dengan menjadikan puasa sebagai alasan adalah sesuatu yang tidak pantas. Kita harus belajar dari negara Jepang, negara yang terkenal dengan budaya disiplin tinggi, etos kerja yang baik.
Budaya itu disebut Kai (Kai adalah berubah, Zen adalah kebijaksanaan) atau perubahan dalam hidup bisa dicapai secara perlahan dengan penuh kebijaksanaan atau disebut prinsip satu menit. Dalam memulai aktivitas yang terasa berat dilakukan, konsep ini melatih seseorang untuk melakukan sesuatu hal yang sama selama satu menit secara konsisten dan mencoba melakukan ini tanpa distraksi supaya fokus.
Prinsip ini melatih untuk membuat manusia lebih bertanggung jawab atas apa yang dilakukan secara istikamah, berlatih untuk meningkatkan amalan-amalan yang selama ini belum dilaksanakan.
Jadi sebagai muslim yang produktif terutama di bulan Ramadan ini jauhkanlah rasa malas dalam diri kita. Rasa malas pada akal yaitu tidak mau bertafakur, mentadaburi nikmat Allah yang sangat banyak ini, dan rasa malas pada badan, atau aktivitas fisik sehingga bulan Ramadan hanya menjadi rutinitas yang tidak bermakna. Sebagaimana kata bijak yang mengatakan bahwa, jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil. Jangan sampai kita berpuasa tetapi hanya mendapatkan lapar dan haus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pilkada 2024: Jagoan PDIP Menang di Gunungkidul, Sleman, dan Kota Jogja, Begini Kata Pengamat
Advertisement
Ernest Prakasa Sempat Ragu Bawa Drakor Versi Indonesia CTSDK ke JAFF 2024
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement