Advertisement

OPINI: Kobarkan Obor Resiliensi Ekonomi

Herawanto
Sabtu, 12 November 2022 - 06:17 WIB
Maya Herawati
OPINI: Kobarkan Obor Resiliensi Ekonomi Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. - IST

Advertisement

Permudah orang berinvestasi, demikian arahan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan. Investasi menjadi bagian langkah struktural yang diambil.

Mendung belumlah hilang menggelayuti prospek perekonomian dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi dunia pada 2022 hanya tumbuh 3,2% (YoY), lebih rendah dari tahun sebelumnya 5,7% (YoY). Eskalasi tensi geopolitik hingga kebijakan food protectionism jadi penyebab. Seiring dengannya, tekanan inflasi global terutama komoditas pangan dan energi kian meningkat. Akibatnya, Indonesia tak terkecuali di Jawa Barat, dibayangi perlambatan pertumbuhan ekonomi disertai tekanan tinggi inflasi.

Advertisement

Investasi adalah bagian langkah struktural untuk menghadapinya. Namun, itu tidak akan datang tiba-tiba melainkan hanya ketika terlihat prospek dan harapan. Dan itu berarti bicara bagaimana objek investasi mampu menampilkan berbagai potensinya. Regional investor relation unit (RIRU), sebagai kepanjangan tangan program investor relation unit (IRU) oleh BI dan kementerian terkait, berfungsi untuk mengelola persepsi pasar, memperluas akses informasi, memfasilitasi dialog, dan membina hubungan intensif berkesinambungan dengan para calon investor. Di Jawa Barat, rangkaian West Java Investment Summit-lah yang berfungsi menjadi RIRU-nya provinsi ini.

Sebagaimana wilayah lainnya, Jawa Barat saat ini bersiap menghadapi perkembangan tantangan yang dihadapi. Secara struktural, diperlukan langkah jangka panjang dalam memastikan pengendalian inflasi sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi. Dorongan investasi salah satu langkah pilihan dengan tiga alasan.

Pertama, investasi merupakan motor penggerak roda ekonomi. Dengan pangsa terhadap PDRB mencapai 23,48% (triwulan II/2022), dorongan investasi berdampak besar pada berlanjutnya momentum pertumbuhan ekonomi. Angka incremental capital output ratio (ICOR) Jawa Barat sebesar 4,3 (triwulan II/2022) yang jauh lebih rendah dari nasional (6,8) menandakan hal tersebut. Kedua, investasi pada sektor-sektor penting dapat berfungsi sebagai sumber pertumbuhan baru. Ketiga, investasi pada sektor pendukung kelancaran transaksi ekonomi akan meningkatkan daya saing pelaku ekonomi dan daerah.

Untuk itulah, sekitar sebulan lalu WJIS 2022 digelar di Bandung dengan menampilkan 35 prospective projects senilai total Rp57 triliun. WJIS mendapat respons positif, termasuk dari banyak investor potensial dari dalam dan luar negeri yang hadir di antara 2.000-an tamu online dan offline. Bahkan hingga saat ini, terus berdatangan minat dari berbagai investor, di antaranya dari China dan Timur Tengah.

Dimulai pada 2019, WJIS sebagai acara tahunan joint program Bank Indonesia bersama dengan pemerintah daerah dan stakeholders di Jawa Barat, dalam sejarahnya mengangkat berbagai proyek ready-to-offer. Mulai dari pabrik seperti Kohler Manufacturing, Hyundai, dan China Petroleum Corp. senilai Rp15 triliun–Rp250,6 triliun, yang bersifat green seperti Legok Nangka Waste Management senilai Rp4 triliun; hingga yang bersifat masa depan, seperti multiyear projects Amazon, antara lain menjadi berkah dari acara tahunan Jawa Barat tersebut.

Untuk 2002, seiring dengan perkembangan tantangan yang dihadapi, WJIS yang diselenggarakan pada 5–6 Oktober lalu berfokus pada isu masa kini sekaligus juga masa depan. Isu food security, termasuk maritime & fishery sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, serta renewable energy guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan menjadi pilihan. WJIS menjadi solusi jangka pendek melalui dorongan investasi pada sektor ketahanan pangan sekaligus menjadi solusi struktural jangka panjang melalui dorongan investasi energi baru terbarukan. Pilihan lainnya adalah investasi pada sektor pendukung kelancaran transaksi ekonomi, seperti infrastruktur dan sistem logistik untuk menekan biaya distribusi yang banyak terdampak volatilitas harga energi.

Hingga saat ini, telah terdapat 27 proyek WJIS 2022 yang telah terfasilitasi one-on-one meeting, serta terdapat 7 tindak lanjut dalam bentuk penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Ke depan, hasil one-on-one meeting hingga tindak lanjut WJIS 2022 akan terus bertambah seiring dengan berbagai langkah lanjutan promosi investasi.

Bank Indonesia sendiri melalui bauran kebijakannya yang mengombinasikan kebijakan pro-growth dan pro-stability akan terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif dan progresif. Selain itu, Bank Indonesia juga tidak akan putus terus mempromosikan berbagai proyek investasi Jawa Barat melalui fungsi IRU-RIRU-GIRU yang terhubung dengan seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Luar Negeri meliputi Singapura, Tiongkok, Jepang, Inggris dan Amerika Serikat, guna mendorong realisasi investasi di provinsi ini.

Jawa Barat adalah 12,24% perekonomian Indonesia. Jika investasi produktif terus menyala di perekonomian provinsi ini, maka semakin terang lah obor resiliensi perekonomian Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pendaftaran Ditutup, Ini 8 Nama yang Mendaftar Lewat Golkar di Pilkada Bantul 2024

Bantul
| Kamis, 25 April 2024, 16:57 WIB

Advertisement

alt

The Tortured Poets Departement, Album Baru Taylor Swift Melampaui 1 Miliar Streaming di Spotify

Hiburan
| Kamis, 25 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement