Advertisement
Pelan Tapi Pasti, Aglomerasi Joglosemar Itu Terwujud
Advertisement
Dengan telah resmi beroperasinya jalan tol ruas Kartasura-Klaten—dan nantinya bertemu ruas tol Bawen-Jogja di Sleman Junction yang diperkirakan rampung pada paruh kedua 2025—maka harapan masyarakat terhadap terbentuknya aglomerasi segitiga Joglosemar sudah di depan mata. Keinginan untuk mengintegrasikan pusat industri, pendidikan, dan seni-budaya berskala massif itu akhirnya terwujud.
Aglomerasi adalah konsep yang mengacu pada konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di suatu wilayah, terutama di kawasan perkotaan. Aglomerasi Joglosemar ini bertujuan untuk menggabungkan kekuatan ekonomi dari ketiga kota tersebut. Dengan adanya kerja sama antardaerah, sektor-sektor ekonomi dapat saling mendukung dan memperkuat pertumbuhan ekonomi lintas sektoral. Misalnya, industri batik dan pariwisata Solo dapat berkolaborasi dengan Jogja yang kaya akan seni dan budaya, serta Semarang yang merupakan pusat perdagangan dan industri.
Advertisement
Pendekatan pembangunan berbasis aglomerasi ini memungkinkan pengembangan infrastruktur yang lebih baik. Dengan menggabungkan sumber daya dan dukungan dari ketiga kota dan/atau wilayah potensial tersebut, pembangunan jalan tol, kereta api, bandara, dan fasilitas transportasi lainnya dapat dipercepat. Konektivitas yang lebih baik akan memudahkan mobilitas penduduk dan barang antara ketiga kota.
Ketika tiga kota besar bekerja sama, mereka dapat menarik investasi secara lebih efisien. Investor akan melihat potensi pasar yang lebih besar dan peluang bisnis yang lebih menarik dalam wilayah aglomerasi. Ini dapat mendorong pertumbuhan sektor industri, teknologi, dan layanan.
Aglomerasi juga berdampak pada kualitas hidup penduduk. Dengan adanya kerjasama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, masyarakat dapat merasakan manfaat yang lebih baik. Contohnya, kolaborasi dalam pengelolaan air bersih, pengelolaan sampah, dan peningkatan fasilitas kesehatan.
Ketiga kota ini memiliki daya tarik wisata yang berbeda-beda. Aglomerasi memungkinkan pengembangan paket wisata lintas kota, sehingga wisatawan dapat mengunjungi berbagai tempat menarik dengan lebih mudah. Misalnya, wisatawan yang datang ke Jogja dapat melanjutkan perjalanan ke Solo dan Semarang dengan lebih lancar. Sebagai contoh, wisata sejarah.
Di kawasan Joglosemar ini terdapat kompleks Candi Gedong Songo, Tak jauh dari Jogja terdapat Candi Borobudur, dan Prambanan. Jadi, peminat kesejarahan dari manapun yang ingin mengunjungi ketiga situ candi di kawasan Joglosemar tersebut, dapat melakukannya sekaligus dengan ‘sekali injak pedal gas’.
Integrasi kewilayahan Joglosemar meliputi luasaan administratif hampir 500 km2, dengan jumlah penduduk diperkirakan sedikitnya 7,5 juta jiwa. Ini merupakan potensi yang tidak bisa dianggap remeh.
Aglomerasi merupakan konsep penggabungan potensi sumberdaya dua atau lebih kota dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing yang saling mengisi. Beberapa contoh aglomerasi cukup sukses, baik di dalam dan di luar negeri. Aglomerasi ini menunjukkan bagaimana kota-kota dapat bekerja sama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi, konektivitas, dan kualitas hidup yang lebih baik.
Jalan tol Solo-Yogyakarta yang baru diresmikan memiliki beberapa manfaat yang signifikan. Beberapa poin manfaat di antaranya—dan terpenting—adalah pengurangan waktu tempuh. Sebelum keberadanan jalan tol ini, perjalanan antara Solo dan Yogyakarta bisa memakan waktu hingga 3 jam-4 jam karena kemacetan di banyak titik (terutama banyaknya lampu bangjo di sepanjang perlintasan tersebut. Namun, dengan adanya jalan tol, waktu tempuh menjadi lebih pendek, sekitar 1,5 jam.
Selain itu, jalan tol ini menghubungkan dua kota penting di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan adanya tol, konektivitas antara kedua kota menjadi lebih baik, memudahkan mobilitas penduduk dan barang. Dengan adanya jalan tol tersebut, volume lalu lintas di jalan nasional dapat berkurang secara signifikan. Ini membantu mengurangi kepadatan dan memperbaiki kondisi jalan arteri yang sebelumnya sering macet.
Kehadiran Jalan tol ini diharapkan dapat menjadi pengungkit ekonomi daerah sekitarnya. Dengan mempersingkat waktu tempuh, bisnis dan industri di sekitar pintu tol dapat berkembang lebih baik. Selain itu, pengaturan pintu keluar tol juga memperhatikan masyarakat kecil dan UMKM di sekitarnya.
Kisah Sukses Aglomerasi
Di dalam negeri, tercatat setidaknya dua aglomerasi yang dianggap sukses dan mendunia, yakni Jabodetabek dan Gerbangkertosusila, masing-masing dengan pusat (hub) penggerak Jakarta dan Surabaya.
Jabodetabek alias karta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi merupakan aglomerasi dengan motor penggerak utama kota Jakarta—terdiri dari Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kepulauan Seribu.
Kawasan terintegrasi Jabodetabek memiliki luasan wilayah secara total 6.437,68 km2 Jakarta, adalah salah satu aglomerasi terpadat di dunia dengan lebih dari 33 juta jiwa. Hingga Agustus 2024, Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia sebelum dipindahkan ke Nusantara, Ibu Kota Negara, yang kontroversial itu.
Gerbangkertosusila (akronim dari Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan) adalah sebuah aglomerasi metropolitan di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Wilayah ini merupakan wilayah metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek. Aglomerasi ini berpusat di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta.
Kota ini memiliki 31 kecamatan yang terbagi ke dalam lima wilayah: Surabaya Barat, Surabaya Selatan, Surabaya Timur, Surabaya Utara, dan Surabaya Pusat. Gerbangkertosusila melibatkan tujuh kota dan kabupaten di Jawa Timur, termasuk Surabaya sebagai pusatnya. Wilayah ini memiliki luas sekitar 6.310,06 km² dan memiliki populasi sekitar 9.975.878 jiwa pada pertengahan 2022.
Di Jepang, Tokyo-Yokohama adalah hasil aglomerasi urban terbesar di dunia. Wilayah ini mencakup kawasan metropolitan kota Tokyo dan Yokohama, dengan jumlah penduduk keseluruhan 37 juta jiwa. Tokyo adalah ibu kota Jepang dan pusat keuangan yang penting. Yokohama merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Jepang. Aglomerasi ini juga menjadi tujuan wisata populer dengan berbagai pengalaman bagi para wisatawan.
Berikutnya adalah New York City yang merupakan salah satu aglomerasi urban terkenal di dunia. Dikenal sebagai pusat keuangan, budaya, dan bisnis, kota ini memiliki populasi yang besar dan beragam. Dikenal sebagai kota terpadat di Amerika Serikat, NYC merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di dunia.
Selain menjadi pusat perdagangan, keuangan, media, budaya, seni, dan hiburan global, NYC juga memiliki hubungan internasional yang penting. Kota ini terletak di pelabuhan alami besar di pantai Atlantik Amerika Serikat Timurlaut dan terdiri dari lima borough: The Bronx, Brooklyn, Manhattan, Queens, dan Staten Island.
Namun, ketika berbicara tentang aglomerasi, kita perlu melihat lebih luas lagi. Wilayah metropolitan New York mencakup lebih dari sekadar NYC. Wilayah ini melibatkan kota-kota lain di sekitarnya. Beberapa kota yang beraglomerasi dengan New York City adalah Newark, Elizabeth, Peterson, dan Trinton (keempatnya berada di wilayah negara bagian New Jersey). Selain itu, terdapat pula enam kota dari wilayah Connecticut yang beraglomerasi dengan New York City yakni Bridgeport, New Haven, Stamford, Waterbury, serta Norwalk & Danbury.
Aglomerasi yang cukup massif juga nampak pada pengintegrasian Guangzhou-Foshan di China, melibatkan populasi sekitar 26,94 juta jiwa. Aglomerasi ini terletak di wilayah Guangdong alias Kanton. Guangzhou merupakan pusat ekonomi dan perdagangan, sementara Foshan dikenal karena industri manufaktur dan kerajinan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bandara YIA Fasilitasi Ekonomi Kreatif, Pelaku UMKM Jadi Terbantu
Advertisement
Pelajar SMPE Mangunan, Athalia, Tulis Buku soal Perundungan
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement