Advertisement
OPINI: Pengaruh Sistem Digital Terhadap Pelayanan di Dunia Food and Beverage
Advertisement
Industri Food and Beverage tengah menghadapi era transformasi digital yang membawa perubahan signifikan dalam cara mereka beroperasi.
Di tengah perubahan ini, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh pelaku bisnis restaurant atau food and beverage adalah bagaimana menarik dan merekrut talenta yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan teknologi, tetapi juga menjaga kualitas produk hubungan interpersonal dengan konsumen.
Advertisement
Dalam persaingan yang semakin ketat, keberhasilan pelaku bisnis restaurant atau food and beverage bergantung pada kemampuan mereka untuk menjawab tantangan ini dengan strategi yang tepat.
Transformasi digital menuntut kehadiran karyawan dengan keterampilan yang beragam. Tidak lagi cukup hanya mengandalkan keahlian di bidang bartending, kitchen atau cook, ataupun service, sekarang pelaku bisnis restaurant atau food and beverage membutuhkan talenta yang juga menguasai keterampilan teknis seperti desain, kontent, analisis data, dan pemrograman.
Perkembangan teknologi yang cepat menuntut pegawai untuk terus belajar dan beradaptasi. Namun, keterampilan interpersonal tetap menjadi element yang sangat penting, karena hubungan dengan konsumen adalah inti dari layanan Food and Beverage.
Proses rekrutmen harus mampu menyeimbangkan dua kebutuhan ini, yang sering kali saling bertolak belakang.
Di era digital, banyak pelaku bisnis restaurant atau food and beverage yang mengandalkan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) untuk desain promo dan menu, sistem POS untuk otomatisasi dalam proses order dan transaksi.
Teknologi ini menawarkan cara yang lebih mudah dalam proses service hingga transaksi menjadi lebih cepat dan efisien. Namun, ketergantungan pada teknologi juga membawa risiko. Sentuhan manusia yang esensial dalam melayani sering kali terabaikan, percakapan yang membangun (bonding) dengan konsumen jadi terkesampingkan.
Aspek seperti percakapan, kreativitas, empati, dan kemampuan adaptasi tidak bisa di gapai dengan sistem order otomatis. Oleh karena itu, penting bagi pelaku bisnis restaurant atau food and beverage untuk tidak sepenuhnya mengandalkan teknologi dalam proses service mereka.
Sebagai solusi, pelaku bisnis restaurant atau food and beverage perlu menerapkan pendekatan dan pelayanan hybrid yang menggabungkan teknologi dengan interaksi manusia. Teknologi dapat digunakan untuk memudahkan desain, iklan, promo, hingga sistim order pesanan, tetapi percakapan langsung tetap menjadi bagian penting untuk membangun kepercayaan, pelayanan, dan budaya restaurant.
Dengan demikian, langkah ini akan membantu pelaku bisnis restaurant atau food and beverage mendapatkan konsumen yang loyal terhadap brand mereka, bukan hanya berdasarkan produk, tetapi juga bagaimana mereka dapat berkontribusi pada interaksi dengan konsumen.
Pelaku bisnis restaurant atau food and beverage yang menerapkan pelayanan hybrid, akan lebih memiliki tim yang lebih inovatif dan responsif terhadap kebutuhan konsumen yang beragam. Pelayanan yang beragam memungkinkan pelaku bisnis restaurant atau food and beverage untuk menciptakan solusi yang lebih kreatif dan relevan dengan tantangan dari banyaknya competitor yang dihadapi.
Pelayanan Hybrid ini bukan sekadar memenuhi tuntutan zaman, tetapi menjadi strategi yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Dalam dunia yang semakin global, pelaku bisnis restaurant atau food and beverage yang mampu memahami dan melayani berbagai segmen masyarakat akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.
Selain itu, pelayanan hybrid yang positif sangat penting untuk membangun reputasi brand bisnis restaurant atau food and beverage sebagai tempat makan yang digemari masyarakat. Konsumen yang merasa diperlakukan dengan baik selama proses transaksi, cenderung memiliki pandangan positif terhadap brand dan bisnis restaurant atau food and beverage tersebut.
Hal ini akan menarik lebih banyak konsumen hingga investor di masa depan dan menciptakan efek jaringan yang bermanfaat bagi restaurant tersebut. Pelayanan Hybrid tidak hanya akan berpengaruh pada saat melakukan transaksi secara individu, tetapi juga pada citra restaurant atau food and beverage secara keseluruhan.
Pelaku bisnis restaurant atau food and beverage harus memastikan bahwa bisnis restaurant mereka berjalan dengan baik sesuai dengan sistem pelayanan hybrid yang benar. Seluruh karyawan harus mendapatkan program pelatihan berkelanjutan yang relevan dengan perkembangan teknologi menjadi investasi yang penting.
Dalam dunia yang cepat berubah, karyawan perlu memiliki keterampilan yang selalu diperbarui. Budaya kerja yang inklusif dan mendukung keseimbangan kehidupan kerja juga harus menjadi prioritas untuk mempertahankan konsumen. Pelaku bisnis restaurant atau food and beverage yang mampu menciptakan lingkungan restaurant yang positif dan nyaman akan lebih berhasil dalam mempertahankan brand yang mereka bangun.
Pelayanan di era digital membutuhkan pendekatan yang strategis dan adaptif. Dengan menggabungkan teknologi dan sentuhan manusia, percakapan yang membangun (bonding) dengan konsumen, kreativitas, empati, dan kemampuan adaptasi serta menyediakan pengalaman makan yang positif, pelaku bisnis restaurant atau food and beverage dapat menarik dan mempertahankan para konsumennya.
Langkah-langkah ini tidak hanya menjawab tantangan saat ini, tetapi juga mempersiapkan dunia Food and Beverage untuk masa depan yang lebih kompetitif dan inovatif. Dalam menghadapi transformasi digital, pelaku bisnis restaurant atau food and beverage yang mampu beradaptasi dan berinovasi dalam strategi pelayanan mereka akan berada di garis depan industri, siap menghadapi tantangan yang akan datang dan memenuhi harapan konsumen di era baru ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Layanan SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini 18 Januari 2025, Tersedia Depan Pemkab
Advertisement
Ada Kategori Baru Tiket Konser The Script, Cek Harga dan Cara Belinya
Advertisement
Advertisement
Advertisement