Advertisement

OPINI: Mewujudkan Transportasi Hijau

Nirwono Joga, Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan
Jum'at, 15 Juli 2022 - 06:07 WIB
Maya Herawati
OPINI: Mewujudkan Transportasi Hijau Nirwono Joga

Advertisement

Pemerintah Indonesia dan pemerintah Inggris resmi meluncurkan proyek-proyek Kota Masa Depan senilai 9 juta poundsterling atau setara Rp162 miliar di Jakarta (5/7/2022). Proyek kota masa depan merupakan program kerja sama di bidang transportasi. Adapun proyek tersebut merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangi antara Menteri Transportasi Inggris dan Indonesia pada Juni 2022.

Kerja sama ini memberi angin segar bagi upaya perbaikan dan pengembangan transportasi berkelanjutan sekaligus memperbaiki buruknya kualitas udara di perkotaan, khususnya di kota besar seperti Jakarta dan sekitar, Surabaya, Semarang, Bandung, Yogyakarta, Medan, Makassar.

Advertisement

Bagi Kota Jakarta sendiri, hal ini sangat mendesak mengingat Jakarta rajin menduduki peringat atas kualitas udara terburuk di dunia. Kota Jakarta tak dapat berdiri sendiri jika ingin memperbaiki kualitas udara menjadi terbersih/tersehat sedunia. Jakarta memerlukan ekosistem pendukung dengan kota/kabupaten sekitarnya. Jakarta dapat belajar dari kota-kota di Inggris seperti London, Manchester, Liverpool yang tengah menuju kota trasportasi rendah karbon. Lalu, langkah apa yang harus dilakukan?

Pertama, proyek kota masa depan merupakan upaya membangun (kota) transportasi rendah karbon, meningkatkan transportasi perkotaan berkelanjutan, sekaligus mengatasi perubahan iklim. Proyek ini akan berkontribusi pada percepatan perjalanan Indonesia menuju transportasi rendah karbon, mendorong pembangunan ekonomi inklusif, meningkatkan kesehatan dan penghidupan, serta mengatasi masalah kesetaraan gender, dan inklusi sosial dan perkotaan.

Polusi udara harus menjadi program prioritas seperti banjir yang harus segera ditangani Pemerintah DKI Jakarta. Dengan demikian seluruh kebijakan, kegiatan, dan anggaran pembangunan kota bersama-sama bertujuan untuk mengurangi polusi udara secara signifkan, kota rendah karbon.

Kedua, Pemerintah DKI Jakarta harus melakukan pembatasan pergerakan kendaraan pribadi ke pusat kota, seperti perluasan kawasan ganjil genap di seluruh wilayah dan berlaku untuk semua kendaraan pribadi, penerapan jalan berbayar elektronik, dan pengenaan e-parking progresif ke pusat kota. Selain itu, mensyaratkan uji emisi seluruh kendaraan yang masuk Jakarta dan sekitar, menyediakan bahan bakar ramah lingkungan, serta mewujudkan bangunan hijau baik bangunan publik maupun privat.

Masyarakat harus membangun budaya baru dalam bertransportasi perkotaan seperti masyarakat di Inggris yang sudah terbiasa menggunakan transportasi publik dalam beraktivitas harian. Pembatasan mobilitas warga kota di tengah masa pandemi Covid-19 yang kembali meningkat. Warga sudah terbiasa work from home/anywhere sehingga tidak semua orang harus pergi bekerja ke kantor. Mengurangi mobilitas berarti mengurangi penggunaan kendaraan, khususnya kendaraan pribadi, sehingga kepadatan lalu lintas jalan berkurang dan polusi udara pun menurun.

Ketiga, masyarakat harus dibiasakan berjalan kaki di trotoar atau bersepeda di jalur sepeda untuk beraktivitas jarak dekat (10 Minutes City). Revitalisasi trotoar dan jembatan penyeberangan orang/JPO, serta pembuatan infrastruktur pesepeda (marka, rambu, jalur khusus, parkir, tuang ganti, bengkel, toko asesoris) harus dibangun ke seluruh wilayah kota agar pembangunan infrastruktur terdistribusi merata dan berkeadilan. Kota London, Manchester, Liverpool merupakan contoh kota ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda.

Masyarakat didorong beralih menggunakan transportasi publik untuk bepergian jarak sedang-jauh. Integrasi seluruh moda transportasi publik baik sistem tiket (satu harga satu perjalanan untuk semua jenis moda) dan konektivitas infrastruktur halte/stasiun/terminal dengan JPO dan gedung bangunan sekitar.

Keempat, titik-titik simpul transportasi publik (terminal, stasiun, halte hub) dikembangkan sebagai kawasan transit oriented development (TOD). Desain ruang kota TOD menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik melalui konektivitas mudah berjalan kaki/bersepeda serta dekat pelayanan transportasi publik.

Pemerintah harus mewajibkan bertahap konversi bahan bakar minyak (fosil) ke bahan bakar berbasis energi baru terbarukan (biogas, hidrogen, listrik) untuk semua jenis kendaraan, diawali dari transportasi publik, serta insentif bagi pemilik kendaraan pribadi.

Kelima, Inggris ialah tempat lahirnya konsep kota taman. Maka Jakarta dan sekitar harus belajar bagaimana Inggris membangun kota-kotanya sebagai kota taman dengan ruang terbuka hijau (RTH) melimpah dan pohon-pohon besar di pusat kota. RTH dan pohon sebagai paru-paru kota untuk menyerap gas polutan udara, menghasilkan oksigen, meredam polusi suara, serta menyejukkan iklim mikro kota.

Penanaman pohon merupakan metode terbaik mereduksi emisi karbon dalam menekan dampak polusi udara. Pepohonan menjadi solusi efektif menyerap emisi karbon dalam durasi relatif singkat dan berdampak signifikan bagi lingkungan. Murah dari segi biaya sekaligus memberikan manfaat bagi lingkungan kota dalam skala luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 00:57 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lagu Kristen Tak Terbatas, Tuhan Akan Angkat Kamu From Mess to Masterpiece!

Hiburan
| Jum'at, 19 April 2024, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement