Advertisement

Bumi Mendidih, Dekarbonisasi Kudu Dipilih

Ahmad Djauhar, Ketua Dewan Redaksi Harian Jogja
Senin, 18 Desember 2023 - 08:37 WIB
Mediani Dyah Natalia
Bumi Mendidih, Dekarbonisasi Kudu Dipilih Ahmad Djauhar, Ketua Dewan Redaksi Harian Jogja - Gambar Harian Jogja - Hengky Kurniawan\\r\\n\\r\\n

Advertisement

Tak kurang dari Sekjen PBB António Guterres ketika berpidato di markas besar PBB, New York, Juli silam, mengungkapkan bahwa era pemanasan global sudah berakhir. Kabar baik dong! Eit, tunggu dulu. Hal itu bukan berarti bahwa Bumi mengalami pendinginan global. Ternyata, kalimat Guterres belum berakhir, karena menurut dia, “Kita kini memasuki era Bumi mendidih."

Data yang diumumkan Uni Eropa beberapa waktu lalu, merujuk analisis oleh Universitas Leipzig Jerman, menyebut bahwa suhu global Juli lalu mencapai rekor baru. Suhu rata-rata global bulan tersebut setidaknya 0,2C lebih hangat daripada Juli 2019, atau yang terpanas dalam catatan pengamatan 175 tahun.

Advertisement

Karena itu, semua negara tanpa terkecuali, harus berupaya keras, bahu membahu, menciptakan upaya keras. Sekeras mungkin. Strtategi yang kini ramai-ramai dipuayakan banyak negara adalah dekarbonisasi. Itu merupakan proses untuk mengurangi atau menghilangkan secara signifikan emisi karbon dioksida (CO2) dan emisi gas rumah kaca (GRK) lainnya dari atmosfer.

Agar suhu global tidak memanas lebih dari 1,5 ° C (2,7°F) di atas tingkat praindustri, banyak negara telah menetapkan tujuan untuk mencapai emisi GRK nol bersih pada 2050. Nol bersih alias net zero adalah titik ketika gas rumah kaca yang masuk ke atmosfer diimbangi jumlah yang setara dengan yang dikeluarkan dari atmosfer. Upaya dekarbonisasi yang cepat diperlukan untuk mencapai emisi nol bersih.

Sebagai langkah pertama, dekarbonisasi membutuhkan pengurangan drastis pelepasan emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia ke atmosfer. Untuk emisi residu yang tidak dapat dihilangkan, sejumlah langkah harus diambil untuk menghilangkan emisi residu itu dari atmosfer.

Istilah "dekarbonisasi" secara umum berarti menangkap semua emisi GRK, termasuk di antaranya adalah karbon dioksida, metana, dinitrogen oksida, sulfur heksafluorida, nitrogen trifluorida, perfluorocabon, dan hidrofluorokarbon. Besaran GRK diukur dengan potensi pemanasan global (GWP), yang dinyatakan dalam ekuivalen CO2.

Kenapa dekarbonisasi penting? Semakin banyak emisi gas rumah kaca yang dilepas ke atmosfer, kian menghangat planet ini. Akumulasi penghangatan planet ini akan bermuara pada semakin signifikannya dampak perubahan iklim.

Pada 2015, hampir 200 negara berkomitmen pada Perjanjian Paris, yang bertujuan membatasi pemanasan Bumi di bawah 2°C (3,6°F) di atas tingkat praindustri. Para pihak sepakat bahwa upaya untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5°C di atas tingkat praindustri akan secara signifikan mengurangi risiko dan dampak perubahan iklim.

Dalam Laporan Kesenjangan Emisi (Emissions Gap Report) yang diterbitkan pada 2022,  Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) memperingatkan bahwa agar pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5 ° C berjalan seperti rencana, dalam delapan tahun ke depan emisi GRK global harus dikurangi hingga 45% dibandingkan dengan kebijakan pengurangan emisi yang saat ini berlaku.

Selain itu, laporan PBB tersebut memperjelas setelah 2030, pengurangan karbon harus terus menurun dengan pesat demi menghindari habisnya sisa anggaran karbon atmosfer yang terbatas.

Anggaran karbon (carbon budget) adalah jumlah maksimum emisi karbon yang dapat dilepaskan sekaligus membatasi kenaikan suhu global sesuai batas yang disepakati dalam perjanjian Paris. Kalangan ilmuwan memperingatkan, anggaran karbon yang tersisa untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celsius kini sangat kecil. Hal ini jelas akan memperburuk krisis iklim, sehingga negara-negara harus melakukan aksi mendesak untuk menghindari kenaikan suhu menjadi permanen.

Mengurangi emisi global melalui dekarbonisasi yang mendalam sangat penting untuk mengubah lintasan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Beberapa organisasi membuat keputusan dalam merumuskan strategi dekarbonisasi mereka berdasarkan apa yang masuk akal untuk bisnis, peluang apa yang ada, dan apa yang dapat diimplementasikan secara layak.

Langkah strategis

Sejumlah Langkah strategis yang dapat ditempuh dalam program dekarbonisasi a.l. efisiensi energi terhadap penggunaan bahan bakar. Apalagi bila penggunaan bahan bakar terlalu boros. Dengan upaya cermat, menghilangkan pemborosan energi dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dapat membantu menghemat sumber daya dan mengurangi emisi sistem energi.

Piranti lunak pemantauan kinerja dapat mengidentifikasi masalah penggunaan energi yang mungkin terlewatkan oleh pemantauan manual oleh manusia. Piranti lunak lain dapat digunakan untuk membandingkan kinerja aset dengan KPI dan menyoroti area-area di mana konsumsi energi dapat dikurangi. Selain itu, saat menyegarkan atau meningkatkan peralatan, teknologi hemat energi harus dipilih.

Program elektrifikasi secar massif pun perlu ditempuh. Ini adalah proses penggantian teknologi yang menggunakan bahan bakar fosil dengan teknologi yang menggunakan listrik sebagai sumber energi bersih. Contoh proses yang didukung oleh teknologi ini meliputi pemanasan, pendinginan, ventilasi, transportasi, dan manufaktur.

Beralih ke bahan bakar rendah karbon atau sumber energi terbarukan bebas karbon adalah sesuatu yang dapat dilakukan oleh organisasi apapun saat ini. Hal ini dapat berupa pemasangan teknologi pembangkit listrik terbarukan seperti tenaga surya (PV) di seluruh portofolio properti organisasi, atau pengaturan kontrak untuk mendapatkan tenaga terbarukan dari penyedia energi. Contoh sumber energi bebas karbon termasuk angin, Matahari, tenaga air dan biomassa.

Upaya lainnya adalah mendorong pengurangan emisi lingkup hulu dan hilir. Dengan melibatkan pemasok ke atas dan ke bawah rantai pasokan, organisasi dapat berkolaborasi untuk mempercepat dekarbonisasi. Langkah selanjutnya adalah menerapkan proses untuk menangani sisa emisi. Akan sangat sulit (jika bukan mustahil) untuk menghilangkan semua emisi GRK dari aktivitas manusia, sehingga untuk mencapai emisi GRK nol bersih akan membutuhkan penghilangan emisi residu baik melalui proses alami atau solusi berbasis teknologi.

Salah satu teknologi tersebut, Carbon Capture and Storage (CCS), melibatkan penangkapan emisi dari proses sebelum dilepaskan ke atmosfer, diikuti dengan penyimpanan emisi yang ditangkap secara aman dan permanen di bawah tanah atau membuatnya tersedia untuk diproses lebih lanjut. Teknologi lainnya adalah teknologi Direct Air Capture (DAC), yang menyedot karbon dioksida dari udara dengan menggunakan kipas angin untuk menggerakkan udara di atas zat yang secara khusus mengikat karbon dioksida.

Upaya lainnya adalah menetapkan dan melacak target dekarbonisasi. Saat ini, pengurangan emisi GRK merupakan pilar utama dalam strategi keberlanjutan dan pelaporan ESG sebagian besar organisasi. Berikut ini adalah proses-proses utama yang harus diikuti oleh perusahaan untuk manajemen data dalam menetapkan dan melacak target dekarbonisasi.

Sebelum memulai langkah pengurangan emisi, sebuah organisasi harus terlebih dahulu memahami dampak dari operasi mereka dan menetapkan garis dasar untuk mengukur kemajuannya. Karena itu, diperlukan sejumlah data untuk menyelesaikan langkah-langkah ini, sehingga keputusan strategis dapat ditentukan di depan, untuk membantu memaksimalkan nilai data ini.

Keputusan ini mencakup data apa yang perlu dikumpulkan, di mana data harus disimpan, bagaimana data perlu disusun dan dikelola, serta bagaimana memastikan integritas data dan kesiapan audit. Menetapkan garis dasar dan kriteria yang jelas untuk mengukur kinerja (misalnya, pengurangan konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca) memungkinkan penilaian kinerja dan mendorong peningkatan.

Berikutnya adalah menentukan target yang ingin dicapai dan kapan. Contoh targetnya antara lain adalah menggerakkan operasi perusahaan dengan 100% listrik terbarukan, mendapatkan 100% energi yang dikonsumsi perusahaan dari energi terbarukan, dan mencapai emisi gas rumah kaca nol bersih dalam jangka waktu yang sesuai dengan (atau lebih agresif daripada) rekomendasi Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) untuk membatasi kenaikan suhu Bumi hingga 1,5°C di atas tingkat pra-industri.

Setelah target ditetapkan, eksekusi harus dimulai. Eksekusi dapat dimulai dengan menerjemahkan target organisasi tingkat tinggi ke dalam langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti sampai ke tingkat aset individu, seperti sistem HVAC. Ada banyak dimensi yang dapat dipertimbangkan ketika menjabarkan target, seperti jenis aset, sumber emisi, dan lokasi. Apapun pendekatan yang dipilih, data yang diperlukan untuk mengukur kemajuan harus diidentifikasi, struktur data dikonfigurasikan agar sesuai, dan mekanisme pelaporan data diterapkan.

Hanya dengan ketersediaan data yang faktual dan kredibel, sebuah organisasi dapat secara efektif mengidentifikasi di titik mana mereka melampaui harapan atau di posisi mana mereka gagal. Platform manajemen data yang unggul perlu menjadi alat yang membantu menginformasikan keputusan strategis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemda Ajak Kadin DIY Menekan Kemiskinan Ekstrem

Jogja
| Minggu, 05 Mei 2024, 23:47 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lengkap Lagu "Tak Selalu Memiliki" Lyodra, OST Film Ipar Adalah Maut

Hiburan
| Jum'at, 03 Mei 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement