Advertisement

OPINI: Evolusi Ilmu dalam Konteks Filasafat Ilmiah dan Pengaruhnya ke Kesejahteraan

Raymond R. Tjandrawinata, Profesor di Unika Atma Jaya
Senin, 27 Mei 2024 - 06:07 WIB
Mediani Dyah Natalia
OPINI: Evolusi Ilmu dalam Konteks Filasafat Ilmiah dan Pengaruhnya ke Kesejahteraan Raymond R. Tjandrawinata. Instagram

Advertisement

JOGJA—Filsafat , khususnya cabang yang mengeksplorasi epistemologi (studi tentang pengetahuan), adalah tempat sains menemukan akarnya. Ilmu dalam konteks filsafat terus mengalami perkembangan yang berdampak pada ke kesejahteraan masyarakat. Epistemologi menyelidiki sifat, asal-usul, dan batasan pengetahuan manusia.

Dalam bidang ini, terdapat dua aliran utama mengenai bagaimana kita memperoleh pengetahuan yaitu dengan empirisme dan rasionalisme. Empirisme, yang didukung oleh pemikir Inggris seperti John Locke, berpendapat bahwa pengetahuan berasal secara eksklusif dari pengalaman indrawi.

Advertisement

Locke berpendapat bahwa pikiran manusia saat lahir adalah tabula rasa, atau lembaran kosong, yang secara bertahap diisi dengan informasi melalui pengalaman.

Sebaliknya, kaum rasionalis seperti René Descartes dan Immanuel Kant berpendapat bahwa manusia dilahirkan dengan gagasan bawaan yang membantu mereka memahami dan menafsirkan dunia.

Menurut kaum rasionalis, konsep dan prinsip bawaan ini penting untuk memahami pengalaman dan perkembangan pengetahuan ilmiah. Adapun metode ilmiah, seperti yang kita kenal sekarang, berkembang melalui kontribusi banyak filsuf dan ilmuwan yang menjembatani kesenjangan antara filsafat dan penyelidikan empiris.

Metode ini melibatkan perumusan hipotesis (penalaran a priori) berdasarkan pengamatan dan kemudian menguji hipotesis tersebut melalui eksperimen (verifikasi a posteriori) untuk menentukan validitasnya. Proses perumusan dan pengujian hipotesis ini merupakan dasar dari semua cabang ilmu pengetahuan modern seperti fisika, kimia hingga biologi.

Berbagai disiplin ilmu secara bertahap muncul dari filsafat alam pada berbagai titik dalam sejarah Dari Filsafat Alam ke Ilmu Pengetahuan Modern Transisi dari filsafat alam ke ilmu pengetahuan modern bukan hanya perubahan dalam terminologi tetapi juga perubahan mendalam dalam cara pengetahuan dikejar dan divalidasi.

Perubahan ini menekankan pengamatan, eksperimen, dan penggunaan bukti empiris untuk mendukung atau menyangkal hipotesis. Seiring waktu, setiap disiplin ilmu menyempurnakan metodenya dan memperluas cakupannya, berkontribusi pada lanskap ilmu pengetahuan yang luas dan beragam seperti yang kita kenal sekarang.

Setelah Perang Dunia I, sekelompok pemikir yang dikenal sebagai Lingkaran Wina memperkenalkan cara berpikir baru yang disebut positivisme logis. Pada awal abad ke-20, mereka berpendapat satu-satunya informasi yang valid adalah informasi yang dapat dipelajari melalui sains. Selain itu, logika dan matematika harus mampu menjelaskan sebagian besar, jika tidak seluruh, dari pengetahuan kita.

Filsafat, menurut mereka, bertugas memberikan definisi yang jelas dan aturan logis yang membantu memahami mengapa sains adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang penting. Karl Popper, seorang positivis logis, memperkenalkan cara mendefinisikan sains berdasarkan prinsip falsifiabilitas.

Menurut Popper, sebuah teori ilmiah harus bisa dibuktikan salah untuk dianggap ilmiah. Jika teori tersebut selalu benar dan tidak pernah bisa dibuktikan salah, maka itu hanya merupakan keyakinan atau pseudoscience (sains palsu). Meskipun banyak yang menyetujui pandangan Popper, tantangan muncul dari Kurt Gödel, seorang matematikawan Austria, yang menunjukkan bahwa dalam sistem aksiomatik, tidak semua aturan aritmatika dapat dibuktikan hanya dari asumsi-asumsi sistem tersebut. Thomas Kuhn dalam karyanya The Structure of Scientific Revolutions menambahkan bahwa sains tidak seobjektif yang dibayangkan Popper. Kuhn memperkenalkan konsep "pergeseran paradigma," di mana perubahan besar dalam teori ilmiah terjadi setelah banyak eksperimen gagal dan membutuhkan pemikiran ulang yang mendalam terhadap teori standar.

Kembali ke Akademis dari Sains Postmodern

Pandangan Gödel dan Kuhn menunjukkan sains tidak sepenuhnya objektif karena beberapa nilai dan prinsip ilmiah mengandung muatan budaya dan akademis yang sulit dibantah. Asumsi dan tujuan ilmiah sering kali dipengaruhi oleh latar belakang sosial dan sejarah.

Alan Sokal, dengan makalah palsu "Pi," menunjukkan klaim ekstrim dari postmodernisme dapat membawa sains kembali ke ranah akademis dengan mengolok-olok subjektivitas yang berlebihan. Dalam konteks kesehatan masyarakat, dukungan finansial untuk penelitian kedokteran dan ilmu dasar sangat penting. Sektor bisnis telah menyadari bahwa penelitian biomedis dapat menghasilkan keuntungan besar karena penemuan dalam ilmu dasar sering kali membawa kemajuan medis yang signifikan.

Sebagian besar dana untuk penelitian dan pengembangan sains dalam 30 tahun terakhir berasal dari sektor swasta. Keinginan dan kebutuhan masyarakat, seperti memperlambat atau menghentikan penuaan, makin mendorong proyek-proyek sains yang didanai oleh sektor bisnis.

Dalam era modern, teknologi dan kebutuhan masyarakat makin memengaruhi arah penelitian ilmiah. Pengembangan teknologi informasi, misalnya, telah membuka bidang baru seperti kecerdasan buatan dan data besar (big data), yang sekarang menjadi pusat perhatian dalam banyak penelitian ilmiah. Selain itu, masyarakat makin menuntut solusi cepat dan efisien untuk masalah global seperti perubahan iklim dan krisis energi.

Hal ini memaksa ilmuwan untuk bekerja lebih dekat dengan industri dan pemerintah untuk mengarahkan penelitian mereka ke arah yang dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Sains terus berkembang melalui interaksi kompleks antara penemuan teoritis, aplikasi praktis, dan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, sains tidak hanya dipandu oleh prinsip-prinsip logis dan empiris, tetapi juga oleh konteks sosial dan ekonomi yang lebih luas. Pengaruh Konteks Sosial dan Ekonomi terhadap Sains dan Kesejahteraan Masyarakat Interaksi antara penelitian ilmiah, kebutuhan masyarakat, dan kebijakan ekonomi dapat menghasilkan kemajuan yang signifikan dalam kesejahteraan rakyat.

Penelitian medis yang didorong oleh kebutuhan sosial dan ekonomi telah menghasilkan berbagai terobosan yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Program vaksinasi massal, misalnya, didorong oleh kebutuhan untuk mengendalikan wabah penyakit. Pengembangan dan distribusi vaksin, seperti vaksin COVID-19, yang didukung oleh pemerintah dan sektor swasta, telah menyelamatkan jutaan nyawa dan memungkinkan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

Selain itu, penelitian yang difokuskan pada pengobatan HIV/AIDS telah mengubah penyakit yang dulunya mematikan menjadi kondisi yang dapat dikelola dengan terapi antiretroviral. Ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup pasien tetapi juga mengurangi beban ekonomi pada sistem kesehatan.

Penelitian dalam bidang pertanian yang didorong oleh kebutuhan sosial dan ekonomi telah meningkatkan produktivitas pangan dan ketahanan pangan. Contohnya adalah Revolusi Hijau, yang memperkenalkan varietas tanaman padi dan gandum yang tahan penyakit dan memiliki hasil tinggi, serta teknik pertanian modern. Ini membantu negara-negara berkembang mengatasi kelaparan dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Selain itu, penggunaan rekayasa genetika untuk menghasilkan tanaman tahan hama dan cuaca ekstrem telah membantu petani mengatasi tantangan perubahan iklim, mengurangi ketergantungan pada pestisida, dan meningkatkan hasil panen.

Pengembangan teknologi energi terbarukan yang didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon dan ketergantungan pada bahan bakar fosil telah memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan. Investasi dalam penelitian dan pengembangan energi terbarukan telah menghasilkan teknologi yang lebih efisien dan terjangkau, seperti panel surya dan energi angin. Ini tidak hanya membantu mengurangi emisi gas rumah kaca tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor energi hijau.

Selain itu, penelitian dan pengembangan kendaraan listrik yang didorong oleh kebutuhan untuk mengurangi polusi udara dan ketergantungan pada minyak bumi telah menghasilkan mobil listrik yang lebih terjangkau dan infrastruktur pengisian yang lebih luas. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dipandu oleh kebutuhan sosial dan ekonomi telah merevolusi cara masyarakat berinteraksi, bekerja, dan belajar.

Peningkatan akses ke internet dan teknologi seluler telah memungkinkan masyarakat di daerah terpencil untuk mengakses informasi, layanan kesehatan, dan pendidikan, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan peluang ekonomi. Selain itu, pandemi COVID-19 mendorong adopsi pendidikan daring yang memungkinkan siswa untuk terus belajar meskipun ada pembatasan fisik. Ini juga membuka peluang pendidikan bagi individu yang sebelumnya tidak memiliki akses ke pendidikan berkualitas.

Sain, Sosial, dan Ekonomi

Contoh-contoh di atas menunjukkan bagaimana sains yang dipandu oleh konteks sosial dan ekonomi dapat menghasilkan inovasi yang secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan mengarahkan penelitian dan pengembangan ke arah kebutuhan nyata masyarakat dan tantangan global, sains dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan berkelanjutan.

Sebagai penutup, Sains memiliki akar yang dalam dalam filsafat, khususnya dalam cabang epistemologi yang mempelajari sifat, asal-usul, dan batasan pengetahuan manusia. Dalam konteks modern, dukungan finansial untuk penelitian sains, terutama dari sektor bisnis, telah menjadi sangat penting.

Penelitian medis, pertanian, teknologi energi terbarukan, dan teknologi informasi semuanya didorong oleh kebutuhan sosial dan ekonomi. Inovasi-inovasi ini telah memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan peluang ekonomi. Sains terus berkembang melalui interaksi kompleks antara penemuan teoritis, aplikasi praktis, dan kebutuhan masyarakat.

Dengan mengarahkan penelitian dan pengembangan ke arah kebutuhan nyata masyarakat dan tantangan global, sains dapat memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan berkelanjutan. Contoh-contoh yang disajikan menunjukkan bahwa sains yang dipandu oleh konteks sosial dan ekonomi dapat menghasilkan inovasi yang secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menjadikan sains sebagai elemen kunci dalam pembangunan sosial dan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Isu Perjodohan Calon Pasangannya di Pilkada Sleman Kian Santer, Begini Reaksi Kustini

Sleman
| Senin, 17 Juni 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Musisi Asal Korea Selatan B.I Bawakan 2 Lagu Terbaru saat Tampil di Kasablanka Jakarta

Hiburan
| Minggu, 16 Juni 2024, 07:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement