Advertisement

OPINI: Apa itu Psychological Safety di Tempat Kerja?

Agatha Mayasari
Kamis, 30 Mei 2024 - 10:27 WIB
Abdul Hamied Razak
OPINI: Apa itu Psychological Safety di Tempat Kerja? Agatha Mayasari, Dosen Departemen Manajemen, Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Advertisement

JOGJA—Pernahkah Anda takut mengutarakan pendapat di tempat kerja? Atau pernahkah Anda merasa tidak nyaman atas pernyataan dari atasan bahkan rekan kerja Anda? Atau Anda pernah berada pada situasi tertekan di tempat kerja?.

Dengan segala pertanyaan ini, mungkin sebagian dari kita memilih sikap diam, sehingga hal semacam ini sering muncul di tempat kerja dan menjadi lumrah untuk dinormalisasikan bahkan menjadi budaya sentimen negatif. Mari kita sadari bersama bahwa kita seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan yang melampaui beban tugas pekerjaan. Mulai dari tekanan untuk mencapai target, dinamika hubungan antar kolega, hingga kekhawatiran akan konsekuensi dari ekspresi diri atau pendapat yang berbeda.

Advertisement

Terlebih lagi, jika lingkungan kerja kita memicu ketidaknyamanan, kecemasan, dan stres kerja. Dalam menghadapi dinamika kompleks ini, penangkalnya adalah membangun lingkungan kerja yang aman secara psikologis, yang dapat memberikan dampak luar biasa pada tujuan organisasi.

Dalam dunia kerja terdapat istilah psychological safety atau keamanan psikologis yang mengacu pada kepercayaan dan rasa aman yang dirasakan oleh individu dalam lingkungan kerja. Situasi ini menunjukkan bahwa setiap karyawan merasa nyaman untuk berbicara, berbagi ide, bertanya, dan mengungkapkan pendapat tanpa takut akan konsekuensi negatif, seperti kritik atau hukuman.

Dalam konteks ini, ketika keamanan psikologis terjaga, karyawan akan lebih cenderung berpartisipasi secara aktif, berbagi perspektif unik, dan berkolaborasi secara efektif, yang semua ini dapat meningkatkan kinerja organisasi. Selanjutnya, keamanan psikologis akan memupuk komunikasi terbuka dan inovasi yang berkelanjutan.

Hal ini sejalan dengan Hierarki Maslow bahwa setiap individu memerlukan pemenuhan kebutuhan minimum agar dapat bertahan hidup, berkontribusi pada komunitas, dan mencapai aktualisasi diri. Dan keamanan psikologis adalah salah satu kebutuhan dasar tersebut, sebagai sebuah prasyarat agar manusia dapat berada dalam kondisi terbaik pada segala aspek kehidupannya, termasuk di rumah, sekolah, dan pekerjaan.

Selanjutnya, penting bagi kita memikirkan bersama bagaimana membangun keamanan psikologis di tempat kerja itu sendiri. Menurut Edmondson (2018) dalam bukunya yang berjudul “The fearless organization: Creating psychological safety in the workplace for learning, innovation, and growth” menjelaskan bahwa keamanan psikologis adalah kunci bagi karyawan untuk merasa nyaman di tempat kerja.

Kehadiran keamanan psikologis membuat lingkungan kerja tidak hanya lebih produktif tetapi juga lebih inklusif dan adaptif terhadap perubahan. Oleh karena itu, membangun keamanan psikologis adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemimpin saja, tetapi juga karyawan.

Berikut adalah upaya seorang pemimpin dalam menciptakan tempat kerja yang lebih aman secara psikologis. Pemimpin harus menjadikan keamanan psikologis sebagai prioritas yang jelas dan mengintegrasikannya ke dalam nilai-nilai organisasi.

Pemimpin harus aktif mendorong keterbukaan, dengan menghargai kontribusi semua individu dan mengakui pentingnya keberagaman sudut pandang. Hal ini termasuk mendengarkan secara aktif, merespons dengan empati, dan menghormati keunikan individu.

Pemimpin juga harus menunjukkan keberanian dalam menghadapi ketidakpastian dan kegagalan, mengajarkan bahwa kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran. Selain itu, pemimpin harus memastikan bahwa semua anggota tim memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara dan berkontribusi, serta memfasilitasi dialog dan kolaborasi yang efektif.

Dengan demikian, membangun keamanan psikologis bukan hanya tentang mengurangi rasa takut, tetapi juga tentang membina rasa percaya dan saling menghormati yang memungkinkan setiap orang merasa dihargai dan diakui. Sehingga pada gilirannya dapat memperkuat kebersamaan dan kolaborasi, serta meningkatkan inovasi, keterlibatan karyawan, dan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Tidak hanya pemimpin saja yang bertugas dalam membangun keamanan psikologis, tetapi keterlibatan karyawan juga memiliki peran penting. Karyawan dapat memulai dengan aktif mendengarkan rekan kerjanya, seperti memberikan perhatian penuh saat orang lain berbicara serta merespons dengan empati.

Mendengarkan dengan penuh perhatian saat rekan kerja mengungkapkan pikiran, perasaan, atau kekhawatiran mereka sehingga dapat membantu memperkuat ikatan tim dan membangun rasa saling percaya. Selain itu, karyawan dapat memberikan umpan balik yang konstruktif dan positif, serta menghargai kontribusi dan ide-ide dari semua anggota organisasi.

Menyampaikan pendapat secara jujur dan terbuka dapat mendorong dialog yang sehat dan memperkuat kepercayaan. Karyawan juga perlu mendukung inisiatif yang positif dan mengakui upaya serta pencapaian orang lain, yang bisa meningkatkan motivasi dan rasa memiliki. Terakhir, karyawan harus berperan aktif dalam memastikan bahwa semua anggota organisasi merasa dihargai, didengar dan diterima, dengan tidak membiarkan perilaku diskriminatif atau eksklusif terjadi di tempat kerja.

Dengan demikian, keamanan psikologis sangat penting untuk mendorong inovasi, kreativitas, dan kolaborasi dalam organisasi mana pun. Ketika orang merasa aman untuk menyuarakan pendapatnya, mengajukan pertanyaan, dan membuat kesalahan tanpa takut dihakimi atau dibalas, mereka akan lebih mungkin untuk menyumbangkan perspektif dan bakat unik mereka ke dalam upaya kolektif.

Hal ini menciptakan budaya keterbukaan, kepercayaan, dan saling menghormati, yang pada akhirnya mengarah pada pemecahan masalah yang lebih baik, semangat kerja yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas. Tanpa keamanan psikologis, organisasi mungkin mengalami keheningan, konformitas, dan kurangnya keragaman pemikiran, sehingga menghambat kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap perubahan dan berkembang di dunia yang serba cepat dan kompleks ini.

Oleh karena itu, penting bagi para pemimpin untuk memprioritaskan penciptaan dan pemeliharaan lingkungan yang aman secara psikologis di mana setiap orang merasa dihargai, didengarkan, dan diberdayakan untuk mengerahkan seluruh dirinya dalam bekerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Musim Kemarau Petani di DIY Diminta Tetap Menanam Padi

Jogja
| Rabu, 26 Juni 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Film Dokumenter Karier Bermusik Penyanyi Rossa Segera Diluncurkan

Hiburan
| Selasa, 25 Juni 2024, 23:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement