Advertisement

HIKMAH RAMADAN: Nilai Pendidikan dalam Puasa Ramadan

Titis Wisnu Wijaya
Sabtu, 09 Maret 2024 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
HIKMAH RAMADAN: Nilai Pendidikan dalam Puasa Ramadan Titis Wisnu Wijaya - Dok. Pribadi

Advertisement

Sebagai umat muslim yang beriman, kehadiran bulan Ramadan disambut dengan perasaan bahagia serta penuh suka cita sebagai bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan penuh ampunan, bulan penuh kasih sayang, juga disebut pula sebagai bulan pendidikan (syahru al-tarbiyah) bagi manusia.

Sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Dari ayat tersebut, puasa Ramadan merupakan usaha yang diniati untuk melakukan perubahan perilaku dari manusia beriman menjadi manusia yang bertakwa. Takwa merupakan suatu kesadaran pada diri seseorang yang senantiasa menghadirkan Allah Azza Wa Jalla kapan pun dan di manapun berada.

Advertisement

Allah Azza Wa Jalla, menyediakan Ramadan sebagai madrasah bagi kaum beriman untuk memusatkan dirinya mengisi ulang (recharge) keimanan dan ketakwaan sebagai sarana pembangunan karakter yang menjadi pusat kendali arah bagi pembangunan fisik dan sumber daya manusia umat muslim.

Nilai Pendidikan
Sebagai bulan pendidikan (syahru al-tarbiyah), setidaknya terdapat lima nilai pendidikan yang terkandung dalam puasa Ramadan antara lain;
Pertama; puasa mengembangkan kecerdasan emosi. Sesuai hakikatnya, puasa adalah menahan diri dan hawa nafsu, bukan membunuh hawa nafsu. Puasa mendidik manusia untuk melakukan pengendalian diri (self-control) dan pengaturan diri (self-regulation).

Kecerdasan emosi juga meliputi rasa empati, motivasi diri (self-motivation) dan kecakapan sosial dalam berinteraksi dengan orang lain (social skill).
Kedua; puasa mendidik kejujuran. Orang yang sedang berpuasa atas dasar imanan wahtishaban, ia tidak akan makan dan minum serta melakukan hal yang membatalkan puasa walau tidak ada orang yang melihat dan tidak ada orang yang tahu kecuali dirinya dan Allah SWT. Sehingga dengan berpuasa, mendidik manusia agar menjadi orang yang jujur. Sejatinya, kejujuran orang yang berpuasa diupayakan untuk dipelihara dalam kehidupan dan keseharian kita.

Ketiga: puasa mendidik manusia belajar meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada bulan Ramadan, terdapat peristiwa turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an). Surat Al-Alaq ayat 1-5; sebagai surat yang pertama kali diterima Nabi Muhammad SAW, menjadi bukti agar manusia mau belajar.

Perintah belajar yang terkandung dalam kata “iqra” (bacalah) mengandung makna yang sangat mendalam. Melalui membaca, manusia akan memperkaya ilmu pengetahuan yang dimiliki. Kita juga bisa mengoptimalkan penggunaan gawai pintar untuk mencari informasi tentang ilmu keagamaan melalui media sosial yang kita miliki.

Keempat, puasa mendidik kesetaraan. Dalam ibadah puasa, Islam memandang manusia memiliki kesamaan derajat. Mereka yang memiliki banyak harta, status sosial yang tinggi, bahkan orang yang tak memiliki banyak harta ketika sedang berpuasa merasakan hal yang sama; lapar dan haus. Puasa Ramadan memberikan pendidikan kepada kaum muslim tentang sikap egaliter dan menjunjung tinggi kesetaraan, berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah.
Kelima, puasa mendidik kedisiplinan. Puasa adalah ibadah paling rahasia di mata manusia, yang bisa menumbuhkan sikap disiplin diri, merasa diawasi (muraqabah) oleh Allah Azza Wa Jalla. Sikap yang memunculkan perasaan ada pengawasan diri sendiri dan kita pun sadar bahwa kita sedang diawasi oleh Zat Yang Maha Mengetahui Segalanya (Al-Alim). Pendidikan disiplin dalam berpuasa yaitu melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.

Agama Islam diturunkan ke Bumi untuk kesejahteraan umat manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa puasa sebagai bagian dari ajaran agama Islam yang memiliki korelasi terhadap terwujudnya kesejahteraan umat, karena dalam puasa mengandung nilai pendidikan yang dapat menghantarkan kita menjadi umat yang Bahagia di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin Ya Mujibassailin. Nasrun minallah wa fathun qarib wa bassyiril mu'minin.

Titis Wisnu Wijaya
Dosen Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Nobar Lesehan bareng Warga, Sultan Bilang Begini Usai Timnas Kalah di Semifinal Piala Asia U-23

Jogja
| Senin, 29 April 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lagu SPOT, Duet Zico dengan Jennie BLACKPINK yang Hebohkan BLINK

Hiburan
| Senin, 29 April 2024, 12:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement