Advertisement

OPINI: Merawat Persatuan dengan Pemaafan

Media Digital
Senin, 15 April 2024 - 14:47 WIB
Maya Herawati
OPINI: Merawat Persatuan dengan Pemaafan Komarudin, S.Psi.,M.Psi.,Psikolog, Dosen Prodi Psikologi, Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Advertisement

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Namun, selama mereka saling berinteraksi tentunya ada hal yang kadangkala menjadikannya bersitegang bahkan merusak hubungan di antara mereka. Konflik-konflik yang terjadi menyisakan rasa sakit hati yang mendalam, bahkan memunculkan keinginan untuk membalas dendam, sehingga menjadikan jiwa tidak tetanang. Salah satu upaya yang dapat menentramkan jiwa adalah dengan pemaafan.

Kata pemaafan berasal dari akar kata bahasa Arab al-‘afw. Kata al-‘afw, yang terdiri dari tiga partikel huruf, 'ain, fa', dan satu huruf mu'tall. Menurut Ibn Faris, memiliki dua makna, yaitu; meninggalkan (tark al-syai’) dan mencari/menuntut sesuatu (thalab). Sementara dalam Bahasa Inggris, kata pemaafan diartikan dari kata forgiveness yang berasal dari kata forgive dan imbuhan ness. Dalam kamus Oxford Advanced Learner's Dictionary of Current English, Hornby, Cowie, dan Girnson (2010) mengartikan forgive sebagai pengampunan atau menunjukkan kebaikan hati kepada seseorang (pardon or show mercy to somebody), tidak memelihara perasaan tidak senang kepada seseorang (no longer have hard feeling towards).

Advertisement

Seorang ahli psikologi yang konsen meneliti tentang pemaafan, Enright (2002) mendefinisikan pemaafan sebagai kesediaan seseorang untuk meninggalkan kemarahan, penilaian negatif, dan perilaku acuh tidak acuh terhadap orang lain yang telah menyakitinya secara tidak adil, namun pada sisi lain menumbuhkan perasaan iba, kasih sayang, dan kemurahan hati terhadap orang yang telah menyakiti hatinya tersebut. Sementara Thompson dkk (2005) berpendapat bahwa sumber pelanggaran maupun objek pemaafan dapat mengacu pada diri sendiri, orang lain atau sejumlah orang, maupun situasi yang dinilai seseorang melebihi batas kemampuan pengendaliannya (seperti: penyakit, nasib, atau bencana alam). Konsep yang dikembangkan Thompson dkk ini menunjukkan kecenderuhgan menyalahkan diri sendiri, orang lain, maupun situasi. Orang yang memiliki pemaafan, mereka harus menghadapi rasa marah yang ditujukan pada ketiga disposisi tersebut.

Dimensi Pemaafan

Menurut Fincham dkk (2004), pemaafan memiliki 2 dimensi, pertama adalah membuang motivasi pembalasan dendam dan penghindaran. Banyak pihak yang mengira memaafkan adalah kelemahan dan mempertahankan rasa dendam adalah perilaku yang adil, padahal rasa sakit hati, dendam, dan keinginan membalas dendam tetap membuatnya merasa tidak nyaman. Selain itu, ada kecenderungan pada individu untuk tidak mau lagi bertemu dengan seseorang atau situasi yang membuatnya sakit hati, padahal belum tentu menghadirkan solusi bahkan penghindaran hanya merupakan langkah lari dari masalah. Kedua adalah meningkatkan motivasi kebaikan atau kemurahan hati dan rekonsiliasi. Motivasi berbuat balk yang ada dalam diri seseorang akan menjadi pengalaman yang kongkrit blla dikembangkan menjadi perbuatan baik terhadap orang lain yang pernah menyakiti. Sementara itu rekonslliasi perlu dilakukan sebagai upaya yang melibatkan kesadaran dua belah pihak akan adanya kesalahan masa lalu yang harus dimaafkan dan diperbaiki.

Tahap-Tahap Pemaafan

Memberikan pemaafan bagi seseorang yang telah menimbulkan rasa sakit hati, tidak hadir begitu saja. Enright (2002), membagi pemaafan menjadi empat tahap, yaitu: pertama, uncovering phase, yaitu suatu tahap dimana seseorang merasa sakit hati dan dendam terhadap orang lain. Kedua, yaitu suatu tahap dimana seseorang mulai memikirkan kemungkinan untuk memaafkan. Pemahaman akan ajaran agama, ajaran moral, serta umpan balik dari orang lain menjadi pertimbangan yang dapat membantu seseorang untuk memikirkan kemungkinan memberikan maaf. Tahap selanjutnya, work phase, merupakan suatu tahap dimana secara rasional seseorang menyadari penting untuk memberikan pemaafan. Dan tahap terakhir adalah deepening phase, yaitu suatu tahap dimana terdapat internalisasi kebermaknaan dari memaafkan.

Setelah melewati keempat fase tersebut, seseorang dapat benar-benar memaafkan orang lain yang menjadikannya bebas dari rasa marah, sakit hati, dendam, maupun penyakit hati lainnya.

BACA JUGA: Tarif Retribusi Naik Dua Kali Lipat, Pedagang Pasar di Kulonprogo Menjerit

Manfaat Pemaafan

Kata al-’afw terulang dalam al-Quran sebanyak 34 kali, tujuh kali darinya berbicara tentang pemaafan. Hal tersebut menunjukkan akhlaq saling memaafkan menjadi bagian terpenting dalam kehidupan seorang muslim. Artinya ada konsekuensi tertentu bila seseorang memaafkan atau tidak memaafkan terhadap seseorang yang pernah berbuat kesalahan kepadanya (Khasan, 2017). Terdapat berbagai surah dalam Al-Qur’an yang menerangkan perintah Allah untuk memaafkan kesalahan orang lain, antara lain:

QS Al-Hijr 85 yang berbunyi “…..Maka maafkanlah mereka dengan cara yang baik”. Lalu Qs. Ali Imran 159 “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian ketika telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bertawakal kepada-Nya”.

Selain itu dalam surat Asy-syuura ayat 40 yang artinya “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang orang yang lain”. Lalu QS. Ali ’Imran: 134, yang artinya “(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang- orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”

Berdasarkan surah di atas, jelaslah bahwa pemaafan merupakan perilaku terpuji yang diperintahkan oleh Allah S.W.T kepada hambaNya. Disamping itu, Fuad (2011) menguatkan bahwa pemaafan memiliki dampak bagi peningkatan kualitas hidup manusia, antara lain: pertama, pemaafan dapat meningkatkan ketahanan dan kesehatan fisik karena akan meningkatkan system kekebalan pada sel dan neuro-endokrin, membebaskan antibodi, dan memengaruhi proses dalam saraf pusat; Kedua, pemaafan dapat menghasilkan ketenangan karena dalam diri orang yang pemaaf terjadi penurunan emosi kekesalan, benci, marah, dan depresi; Ketiga, orang yang memberikan pemaafan mampu mengendalikan diri karena terhentinya dorongan untuk membalas dendam; Keempat adalah meningkatkan resiliensi atau kelenturan dalam menyikapi hidup; Kelima, meminimalisir konflik dengan orang lain. dan yang terakhir bahwa orang yang memberikan pemaafan akan terhindar dari kezaliman yang dilakukan oleh orang lain di waktu yang akan datang.

Momentum Halal Bi Halal

Di Indonesia, setiap tahun terdapat tradisi Halal Bi Halal yang dilakukan dengan berkunjung ke rumah tetangga, saudara, dan kerabat untuk saling bersilaturahmi dan saling bermaaf-maafan. Tradisi yang telah hadir atas saran KH. Wahab, pada Hari Raya Idul Fitri di tahun 1948, di mana pada waktu itu Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahmi yang diberi judul “Halalbihalal” sebagai silaturahmi satu meja para tokoh politik dalam menyusun kekuatan dan persatuan bangsa ke depan. Sekiranya tradisi ini perlu dipertahankan, terlebih pada tahun 2024 selepas bangsa Indonesia merayakan hajatan pesta demokrasi. Halal bi halal dapat menjadi momentum bagi para pemimpin bangsa untuk memberikan pemaafaan dan bersatu kembali membangun bangsa, untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. (***)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Beli Tiket Kereta Bandara YIA Bisa via Online, Begini Caranya

Jogja
| Selasa, 30 April 2024, 01:37 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lagu SPOT, Duet Zico dengan Jennie BLACKPINK yang Hebohkan BLINK

Hiburan
| Senin, 29 April 2024, 12:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement