Advertisement

HIKMAH RAMADAN: Puasa Ramadan dan Upaya Sosialisasi Berita Terpercaya di Era Digital

Subkhi Ridho
Kamis, 14 Maret 2024 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
HIKMAH RAMADAN: Puasa Ramadan dan Upaya Sosialisasi Berita Terpercaya di Era Digital Subkhi Ridho - Dok. Pribadi

Advertisement

Ramadan, bulan suci umat Islam yang penuh berkah dan ampunan, menandai waktu di mana umat Islam di seluruh dunia berpuasa selama satu bulan penuh dan memperdalam spiritualitas mereka. Namun, di era digital yang terus berkembang, dengan arus informasi yang sangat cepat menyebar, tantangan untuk memastikan kebenaran dan keandalan berita menjadi semakin mendesak.

Oleh karena itu, dalam konteks puasa Ramadan, upaya sosialisasi berita terpercaya menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Di era digital, akses mudah ke Internet dan media sosial telah mengubah cara manusia memperoleh dan menyebarkan informasi. Namun, bersama dengan keuntungan ini, ada juga risiko tinggi yang berkembang pesat dari mudahnya penyebaran berita palsu atau hoaks. Terlebih melalui media pesan singkat, seperti Whatsapp.

Advertisement

Informasi yang tidak benar dapat dengan mudah menyebar dan memengaruhi persepsi dan tindakan orang banyak. Selain itu juga semakin membuat orang tidak bertanggung jawab, yang dengan mudahnya berkata: “Itu saya dapat dari grup sebelah kok,” sebuah pernyataan dari lisan orang yang saat dikonfirmasi sebuah berita yang diteruskan ternyata palsu atau hoaks.

Tantangan utama dalam menyebarkan berita terpercaya di era digital adalah membedakan antara informasi yang benar dan palsu, serta melawan penyebaran berita palsu dengan fakta dan kebenaran. Saat ini sebuah berita yang berisi data dan fakta tentang kebenaran menjadi mahal harganya.

Selama Ramadan, ketika umat Islam lebih banyak menghabiskan waktu di rumah atau di masjid untuk beribadah, ada kecenderungan lebih banyak menggunakan waktunya dengan aktif bermedia sosial baik melalui Instagram, TikTok, X (Twitter), juga Facebook, dan Internet untuk mendapatkan informasi.

Inilah sebabnya mengapa penting untuk meningkatkan sosialisasi berita terpercaya selama bulan suci ini. Informasi yang tidak benar atau hoaks dapat mengganggu konsentrasi umat Islam dalam menjalankan ibadah mereka dan bahkan dapat menyebabkan konflik sosial atau ketegangan di masyarakat Indonesia yang multikultur.

Siapapun tidak menginginkan kedamaian dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadan dengan segala aktivitas spiritualnya terganggu. Sudah semestinya umat muslim menjadikan bulan Ramadan ini sebagai waktu untuk meningkatkan keimanan, salah satu caranya yakni dengan meningkatkan literasi digital dengan informasi yang benar, positif, dan semakin meningkatkan produktivitas umat dan kemajuan bangsa.

Upaya Bersama
Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga media, organisasi masyarakat, dan individu. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sosialisasi berita terpercaya selama Ramadan.

Pertama, pendidikan dan pelatihan, yaitu meningkatkan literasi media dan digital di kalangan masyarakat, terutama generasi muda sebagai aset bangsa, melalui program pendidikan dan pelatihan tentang cara mengidentifikasi dan memverifikasi berita yang benar.
Kedua, kampanye kesadaran melalui media daring, media sosial, media massa konvensional; radio, televisi, dan kampanye publik melalui spanduk maupun baliho, untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya berita terpercaya dan bahaya penyebaran berita palsu. Dampak sebuah berita palsu, yang mengandung fitnah dampaknya sangat membahayakan bagi korbannya.

Ketiga, kemitraan antara pemerintah dan industri yaitu membangun kemitraan antara pemerintah, lembaga media, dan perusahaan teknologi serta perusahaan media untuk mengembangkan inisiatif bersama dalam memerangi penyebaran berita palsu dan meningkatkan akses publik terhadap informasi yang benar sehingga dapat dijadikan rujukan bagi masyarakat.

Keempat, penegakan hukum dengan memperkuat penegakan hukum terhadap penyebaran berita palsu dan menyebarkan informasi yang menyesatkan dengan memberlakukan undang-undang yang sesuai dan memberikan sanksi kepada pelaku. Regulasi yang kuat mengenai komunikasi dan informasi sudah sepantasnya diterapkan dengan sebenar-benarnya, termasuk UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang juga mendesak untuk direvisi sesuai dengan situasi mutakhir.

Revisi UU ITE sudah selayaknya didorong oleh akademisi, lembaga-lembaga media, ormas, dan para pelaku industri media dan informasi.

Kelima, kolaborasi antarkomunitas yakni mendorong kolaborasi antara komunitas agama dan keagamaan, baik internal agama masing-masing maupun antaragama maupun keyakinan untuk menyebarkan informasi yang benar dan mendukung upaya sosialisasi berita terpercaya selama bulan Ramadan.

Demikian pula pascaRamadan, diharapkan bangsa ini semakin cerdas, berkarakter, dengan memperkuat secara terus-menerus penyebaran informasi yang aktual, faktual, yang dapat dipercaya oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Subkhi Ridho
Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam UMY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Nobar Lesehan bareng Warga, Sultan Bilang Begini Usai Timnas Kalah di Semifinal Piala Asia U-23

Jogja
| Senin, 29 April 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lagu SPOT, Duet Zico dengan Jennie BLACKPINK yang Hebohkan BLINK

Hiburan
| Senin, 29 April 2024, 12:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement