Advertisement

OPINI: Economics of Anxiety

Mario Rosario Wisnu Aji
Kamis, 14 Maret 2024 - 06:27 WIB
Bhekti Suryani
OPINI: Economics of Anxiety Mario Rosario Wisnu Aji - Dok. Pribadi

Advertisement

Saat ini kita hidup di era yang unik, di mana kemajuan teknologi dan media sosial mendefinisikan banyak aspek kehidupan. Namun, bersamaan dengan kemudahan akses informasi dan konektivitas global, kita juga menghadapi tingkat anxiety atau kecemasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Faktor-faktor seperti tekanan akademis, ketidakpastian ekonomi, perubahan iklim, dan eksposur konstan terhadap berita dan media sosial telah berkontribusi pada peningkatan signifikan dalam laporan tentang masalah kesehatan mental, khususnya terkait kecemasan.

Advertisement

Kecemasan ini tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan individu tetapi juga cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar, termasuk aspirasi karier, hubungan sosial, dan sikap kita terhadap masa depan. Menyikapi kondisi tersebut maka menjadi penting bagi kita semua untuk mengeksplorasi situasi keperilakuan individu maupun organisasi dalam melakukan pengambilan keputusan ekonomi yang dibayangi oleh kecemasan.

Dalam dunia yang semakin tidak pasti, anxiety atau kecemasan menjadi faktor psikologis penting yang mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi, baik pada individu maupun pada skala yang lebih luas. Sifat intrinsik kecemasan, yang memperkuat respons terhadap potensi risiko dan ancaman, secara signifikan mempengaruhi bagaimana individu menilai informasi, membuat pilihan, dan berinteraksi dengan pasar ekonomi.

Efek ini tidak hanya terbatas pada perilaku konsumen dan investasi, tetapi juga merambat ke dinamika pasar, sentimen ekonomi, dan akhirnya, kebijakan publik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa memahami hubungan antara kecemasan dan pengambilan keputusan ekonomi menawarkan wawasan penting tentang perilaku ekonomi manusia dalam penetapan strategi yang lebih efektif dalam mengelola risiko dan memaksimalkan kesejahteraan ekonomi.

Negativity Bias
Adapun untuk memahami bagaimana tingkat kecemasan mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi, kita perlu memahami sifat dasar manusia dalam mengambil keputusan dibawah pengaruh tekanan atau kecemasan yang sering dikenal sebagai negativity bias. Pada prinsipnya negativity bias terjadi ketika kecemasan dapat mempengaruhi proses kognitif individu.

Pada kondisi tersebut kecemasan dianggap dapat meningkatkan reaktivitas individu terhadap ancaman atau informasi negatif. Dalam konteks ekonomi, ini berarti bahwa individu yang cemas lebih cenderung memfokuskan perhatian pada risiko dan potensi kerugian daripada peluang dan keuntungan.

Pernyataan ini didukung oleh berbagai penelitian dalam psikologi dan ekonomi yang menyatakan bahwa kecemasan cenderung dapat menyebabkan individu membuat keputusan yang lebih konservatif dan risk-averse. Misalnya Ketika seorang investor yang cemas mungkin akan lebih cepat menjual saham mereka ketika baru saja menerima berita buruk, meskipun analisis rasionalnya sendiri menyimpulkan untuk bertahan.

Kondisi ini didukung oleh hasil penelitan yang diungkapkan oleh Levy (2017) yang menyatakan bahwa individu dengan gangguan kecemasan cenderung berfokus pada informasi yang sifatnya adalah ancaman serta menafsirkan hal-hal yang bersifat ambigu sebagai tanda yang negatif ketimbang positif.

Oleh karena itu kondisi ini dapat membuat kita menarik asumsi bahwa ketika seseorang yang merasa cemas melakukan pengambilan keputusan ekonomi, mereka akan lebih memikirkan hasil yang negatif dibandingkan dengan hasil yang positif.

Apabila ditelaah lebih jauh, kondisi ini dikarenakan kecemasan dinilai dapat meningkatkan sensitivitas individu terhadap potensi ancaman atau kerugian, sehingga berita buruk atau informasi tentang potensi risiko cenderung memiliki dampak yang lebih besar pada perilaku dan keputusan mereka. Dalam kata lain dapat dikatakan bahwa ketika seseorang merasa cemas, mereka lebih mungkin untuk memfokuskan perhatian pada informasi negatif dan mengabaikan atau memberi bobot lebih rendah pada informasi positif.

Paralysis by Analysis
Pada sisi yang lain, kecemasan juga dinilai dapat mempengaruhi kecenderungan manusia dalam melakukan pengambilan keputusan ekonomi melalui persepsi seseorang dalam memandang risiko. Individu yang cemas cenderung memperbesar kemungkinan hasil negatif, bahkan ketika probabilitas sebenarnya dari hasil tersebut rendah. Hal ini dapat mengarah pada risk-averse yang berlebihan, di mana individu memilih opsi yang lebih aman meskipun memiliki potensi keuntungan yang lebih rendah.

Semakin parahnya, dalam situasi ekstrem hal ini dapat menyebabkan suatu hal yang disebut sebagai paralysis by analysis, di mana kecemasan membuat individu tidak mau mengambil keputusan sama sekali.

Kondisi ini dapat terjadi ketika seorang individu yang berusaha menghindari risiko akan mencari informasi tambahan yang dapat mendukung pengambilan keputusannya. Namun, pada suatu tingkat kecemasan tertentu informasi ini bukannya meningkatkan kualitas keputusan melainkan justru menambah kompleksitas dan ketidakpastian yang berujung pada tidak adanya keputusan sama sekali yang mana merupakan hal fatal apabila keputusan tersebut menyangkut kebijakan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

Di tingkat agregat, kecemasan dapat memiliki efek yang luas misalnya perilaku ekonomi yang sangat dipengaruhi oleh sentimen ekonomi. Dalam periode ketidakpastian, kecemasan dapat menyebabkan penurunan konsumsi karena individu memilih untuk menabung sebagai tindakan pencegahan terhadap potensi masa sulit yang akan datang. Ini dapat menyebabkan penurunan permintaan agregat, yang selanjutnya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Demikian pula, kecemasan dapat mengurangi keinginan perusahaan untuk berinvestasi dalam proyek baru atau ekspansi, mengingat persepsi risiko yang lebih tinggi, yang dapat membatasi penciptaan lapangan kerja dan inovasi.

Oleh karena itu pada akhirnya kita perlu menyadari bahwa kecemasan memiliki pengaruh yang kuat dan kompleks terhadap pengambilan keputusan ekonomi mulai dari perilaku individu hingga dampak makro pada ekonomi secara keseluruhan. Dengan memahami dan mengatasi sumber kecemasan, serta mempromosikan pendekatan yang lebih rasional dan informasi dalam pengambilan keputusan, kita dapat mengurangi dampak negatif kecemasan pada ekonomi dan membantu menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dan produktif.

Mario Rosario Wisnu Aji
Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Bisnis dan Ekonomika UAJY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Nobar Lesehan bareng Warga, Sultan Bilang Begini Usai Timnas Kalah di Semifinal Piala Asia U-23

Jogja
| Senin, 29 April 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Lirik Lagu SPOT, Duet Zico dengan Jennie BLACKPINK yang Hebohkan BLINK

Hiburan
| Senin, 29 April 2024, 12:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement