Advertisement

HIKMAH RAMADAN: Puasa dan Kesehatan Mental

Rahmah
Kamis, 21 Maret 2024 - 06:07 WIB
Bhekti Suryani
HIKMAH RAMADAN: Puasa dan Kesehatan Mental Rahmah - Dok. Pribadi

Advertisement

Angka permasalahan kesehatan mental di Indonesia kian meningkat. Data yang disampaikan oleh University of Queesland dan Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Amerika Serikat (AS) pada akhir 2022 menunjukkan satu dari 20 remaja di Indonesia terdiagnosis memiliki gangguan mental.

Dengan kata lain, sekitar 2,45 juta remaja mengalami gangguan mental. Kasus yang paling banyak yaitu berupa kecemasan (anxiety disorder), disusul depresi, gangguan perilaku, stres pascatrauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian serta hiperaktivitas (ADHD).

Advertisement

Angka potensi gangguan kesehatan mental Indonesia mencapai sekitar 60 juta penduduk. Bahkan, sudah ada 4.500 keluarga yang anggotanya mengidap skizofrenia. Hal ini patut disadari dan menjadi perhatian semua pihak, sehingga harapannya semua rakyat Indonesia terutama remaja memiliki jiwa atau mental yang sehat karena orang yang memiliki kesehatan jiwa/mental maka orang tersebut akan memiliki ketenangan dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan ahli. Selain itu pula remaja akan lebih produktif dan dapat mengembangkan potensi positif yang dimilikinya.

Banyak terapi yang ditawarkan untuk mengobati masalah kesehatan mental, salah satunya adalah terapi menenangkan atau menentramkan jiwa dan ini dapat diperoleh melalui momentum puasa di bulan Ramadan.

Puasa Ramadan
Jika dicermati secara mendalam perintah puasa di bulan Ramadan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ayat ini memiliki makna yang sangat mendalam, meskipun puasa itu terlihat di permukaan hanya menahan lapar dan dahaga, akan tetapi sebenarnya puasa merupakan salah satu cara untuk kita mendidik dan mengontrol diri ke arah yang lebih baik. Jangankan menahan diri dari yang haram, puasa juga mengajarkan orang-orang beriman untuk menahan diri dari yang halal, sehingga dapat melatih kesabaran orang-orang yang menjalani puasa.

Hendaknya semua orang-orang beriman di Indonesia yang menjalani ibadah puasa Ramadan khususnya para remajanya memahami makna di balik perintah puasa Ramadan. Allah benar-benar melatih kesabaran orang-orang beriman untuk tidak makan, minum dan melakukan hal lainnya yang dilarang sejak subuh hingga magrib dan memperbolehkan berbuka setelah magrib sampai sesaat sebelum azan subuh berkumandang. Makanan dan minuman yang tadinya halal menjadi haram ketika saat berpuasa di siang hari.

Kesabaran ini dapat menjadi salah satu kunci paling penting dalam menenangkan jiwa. Sabar tidak hanya dalam keadaan susah, tetapi juga saat senang. Bagaimana orang-orang beriman sabar untuk menahan diri untuk tidak makan dan minum serta melakukan hal lainnya yang dilarang selama berpuasa menunggu sampai waktu berbuka tiba dan itu dilakukan semata-mata menjalankan perintah Allah SWT dan untuk mendapatkan rida-NYA.

Kebahagiaan orang yang berpuasa adalah pada saat menunggu detik-detik berbuka puasa, sehingga ketika berbuka ada perasaan bahagia karena mampu melewati berbagai macam godaan selama menjalani ibadah puasa. Dapat dikatakan bahwa rahasia di balik puasa adalah makna kesehatan yakni puasa merupakan proses terapeutik menjaga kesehatan mental karena puasa menjaga hormon kortisol yang berkaitan dengan respons tubuh saat stres dan menghasilkan hormon endorfin (kebahagiaan) ketika saat berbuka tiba.

Berbahagialah orang Islam yang menjalani ibadah puasa Ramadan jika dia memahami begitu banyak makna dan manfaat yang didapat dari menjalankan puasa di bulan Ramadan. Ketika manusia mampu mengenali siapa dirinya maka manusia akan mampu mengenal siapa Tuhannya.

Dengan berpuasa dapat melatih untuk menyucikan jiwa, agar manusia dapat bersabar dan mengontrol diri, sehingga timbul ketenangan dan ketentraman jiwa yang mengarah kepada kesehatan mental.

Jika makna ibadah puasa Ramadan ini mampu kita tanamkan pada diri kita dan keluarga termasuk anak-anak kita, sehingga sifat sabar dan mampu mengontrol diri benar-benar dapat tertanam pada pribadi masing-masing anggota keluarga, insyaallah Allah akan memberkahi kita semua dan memberikan jalan keluar/solusi dari permasalahan kesehatan mental yang di alami oleh remaja dan keluarganya.

Bukan hanya derajat takwa yang di dapat, akan tetapi mental/jiwa yang sehat akan dimiliki oleh semua remaja dan keluarga muslim di Indonesia, sehingga tidak ada lagi kenakalan remaja atau remaja yang merasa depresi atau stres dengan masalah dan kehidupan yang dijalaninya. Wallahua’lam bishawab. Kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT.

Rahmah
Dosen Ilmu Keperawatan Anak FKIK UMY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Joko Pinurbo di Mata Tetangga, Low Profile dan Aktif Jadi Pengurus RT

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 13:27 WIB

Advertisement

alt

Giliran Jogja! Event Seru Supermusic Superstar Intimate Session Janji Hadirkan Morfem

Hiburan
| Jum'at, 26 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement