Advertisement

OPINI: Generasi Z dan Mencatat, Memahami Kembali Nilai Tulisan Tangan dalam Era Digital

Muhammad Ridwan Aziz, Guru Sosiologi Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) 2 Sleman
Kamis, 21 Maret 2024 - 22:27 WIB
Maya Herawati
OPINI: Generasi Z dan Mencatat, Memahami Kembali Nilai Tulisan Tangan dalam Era Digital Muhammad Ridwan Aziz, Guru Sosiologi Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) 2 Sleman

Advertisement

Saya tidak sengaja menemukan tayangan shorts menarik dari akun channel milik Katatalkinc yang membahas tentang Budaya Tulis Tangan bisa Meningkatkan Kemampuan Berpikir.

Dalam sebuah tayangan Podcast di video shorts tersebut seorang narasumber berkata, "ketika lo berpikir dan menulis, itu syaraf-syaraf yang lain itu bekerja sama dan itu membuat otak lo bekerja keras karena dia harus memerintahkan tangan untuk, nulisnya gini... nulisnya gini... dan itu gerak tangan ini berpengaruh banyak pada tubuh lo. Jadi memang sebaiknya [menulis] pake tangan."

Advertisement

Mudahnya akses Internet melalui perangkat digital telah menyebabkan penurunan aktivitas mencatat di buku tulis. Dampaknya terlihat pada penurunan kualitas tulisan siswa, yang cenderung tidak teratur, kurang estetis, dan terkesan dilakukan secara asal.

Sebagian besar siswa di sekolah saat ini merupakan anggota dari generasi Z atau generasi yang lahir antara tahun 1997-2012. Anak-anak dari generasi Z cenderung lebih memilih mengetik menggunakan perangkat digital daripada mencatat secara tradisional dengan tangan. Bagi mereka, menulis tangan mungkin terasa rumit dan kurang praktis. Mereka melihat mencatat di buku tulis sebagai sesuatu yang kurang fleksibel karena membutuhkan situasi dan persiapan khusus.

Menulis Tangan Itu Lebih Baik

“Ikatlah [catatlah] ilmu dengan tulisan” adalah hadits Nabi SAW yang mungkin relevan untuk menggambarkan kondisi ini. Mencatat di sini berfungsi agar ilmu yang diperoleh tidak lupa. Para ulama pada laman Ngaji.ID (2012) mengatakan ilmu itu ibarat binatang buruan, dan tulisan adalah tali yang mengikat binatang buruan tersebut. Maka ikatlah buruan-buruan dengan tali yang kokoh dan kuat. Mencatat di sini terdapat dua makna yaitu mencatat dengan pakai tangan dan mencatat dengan cara diketik. Namun, untuk mendapatkan hasil positif sebaiknya untuk mengikat sebuah ilmu itu dengan mencatatnya pakai tangan.

Aktivitas menulis tangan memiliki hasil positif yang signifikan. Pertama, menulis tangan dapat meningkatkan kecerdasan mental. Sebagaimana disampaikan oleh Deborah Dewi, seorang Grafolog Indonesia, yang dikutip oleh Anggi Mayasari pada laman Wolipop (2018), dengan menulis, seseorang dipaksa untuk menggerakkan banyak ototnya, sehingga melatih fokus dan mempertajam pikiran. Berbeda dengan mengetik yang cenderung melibatkan hanya jari-jari tangan saja. Selain itu, menulis tangan juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental dan emosional.

Kedua, menulis tangan juga dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak dan memperbaiki motorik perseptual. Teori Embodied Cognitive Development (ECD) menegaskan aktivitas menulis tangan melibatkan lebih banyak otot dan melatih fokus, yang pada gilirannya membantu meningkatkan keterampilan motorik halus dan perseptual, khususnya pada anak-anak (Robert Vallet, Asia Pulp and Paper, 2023). Penelitian oleh Uzeyana Indriana pada tahun 2015 juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat tinggi antara kegiatan menggambar dengan perkembangan motorik halus pada anak usia dini di Probolinggo.

Ketiga, menulis tangan juga dapat membantu menyimpan informasi lebih lama dan memudahkan pemahaman terhadap ide-ide baru. Menurut pemenang National Book Award, Robert Stone, yang dikutip oleh laman Faber Castell, menulis dengan tangan bisa 'memaksa' seseorang untuk berpikir lebih jernih. Saat menulis pengalaman sehari-hari, rencana, dan cita-cita pada buku harian, seseorang cenderung lebih fokus, yang pada akhirnya dapat memicu semangat untuk mencapai tujuan menulis.

Tumbuhkan Kebiasaan Mencatat

Meski mencatat adalah kegiatan yang dinilai kuno dan rumit, dengan mencatat akan berdampak positif pada peningkatan kemampuan kognitif kita. Berikut tindakan bermakna untuk menumbuhkan kembali kebiasaan mencatat. Pertama, meminta siswa mencatat penjelasan yang disampaikan guru dan meminta siswa mereview pengetahuan yang diperoleh. Kedua, meminta siswa mencatat meski pencarian jawaban dilakukan secara online lalu catatan tersebut dikumpulkan untuk dinilai. Bila catatan tersebut dinilai rapi atau baik, berikanlah reward. Ketiga, lakukan tes formatif tiap selesai materi. Buatlah riset dari hasil tes tersebut. Lalu, sampaikan hasil riset tersebut kepada siswa. Biasanya catatan yang baik skor tes yang diperoleh juga baik.

Keempat, adakanlah kompetisi untuk menumbuhkan minat mencatat pada siswa. Kelima, lakukan dengan berbagai variasi.  (***)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Istri Joko Pinurbo Kenang Sosok Joko Pinurbo sebagai Pribadi yang Sederhana

Bantul
| Sabtu, 27 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Giliran Jogja! Event Seru Supermusic Superstar Intimate Session Janji Hadirkan Morfem

Hiburan
| Jum'at, 26 April 2024, 17:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement