HIKMAH RAMADAN: Ramadan dan Festival Doa

Bulan Ramadan adalah bulan yang paling spesial untuk ummat muslim karena janji Allah yang memberikan fasilitas luar biasa untuk ampunan dan segala doa hamba-Nya. Ganjaran puasa yang akan menjadi rahasia Allah, ini menyiratkan betapa besar pahala yang akan diberikan kepada siapapun yang menjalankan puasa di dalamnya.

Selain itu, Allah juga akan melipatgandakan pahala pada kebaikan yang dijalankan, seperti tadarus Al-Qur’an, sedekah, infak, iktikaf atau perbuatan sunah yang lain. Itulah mengapa banyak kaum muslimin yang tidak mau menyia-nyiakan bulan ini. Masjid menjadi lebih makmur, sedekah mengalir deras, amalan sunah pun kian ringan untuk dilakukan.

Bulan Ramadan barat bulan promosi, umat berbondong mengunjungi tempat ibadah untuk mendapatkan barokah. Bulan Ramadan juga merupakan bulan yang sangat spesial untuk memanjatkan doa, karena doa adalah media komunikasi makhluk dengan sang pencipta secara langsung tanpa ada sekat. Siang dan malamnya adalah waktu yang utama untuk bermunajat.

Pertama, dalam sebuah hadis Hasan disebutkan, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda; "Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi, Allah akan mengangkatnya di bawah naungan awan pada hari kiamat, pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya seraya berfirman: Demi keagunganKu, sungguh Aku akan menolongmu meski setelah beberapa saat." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Allah sangat menghargai dan menyukai orang yang berpuasa hinga padanya diberikan kedudukan yang tinggi dan terkabulnya setiap doa. Yang harus dipahami adalah tentang kapan Allah akan mengabulkan doa itu, entah nanti, esok, lusa atau kapan tergantung pada kehendak Allah. Maka ketika selesai berbuka, kita dituntunkan doa yang seolah kita kembali mengetuk pintu langit agar diberikan pahala pahala atas puasanya.

Firman Allah; “Dan Rabbmu berfirman; Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku [berdoa kepada-Ku] akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (Al-Mu’min/Ghafir/40: 60).

Ini adalah janji Allah yang akan mengabulkan setiap doa hamba-Nya apalagi ia dalam keadaan berpuasa. Dan Allah tidak sekalipun mengingkari janjinya.

Ketakwaan
Kedua, karena pada bulan ini secara realitas umumnya umat muslim berada pada jarak yang amat dekat dengan Tuhan sebagai implikasi dari ibadah puasa yang menjanjikan ketakwaan bagi siapa yang menjalankannya. Orang yang berpuasa adalah dalam keadaan takwa terbaiknya. Betapa tidak, ia patuh dan tunduk terhadap apa yang disyariatkan Allah. Inilah puncak takwa. Dan inilah keadaan yang paling pantas bagi hamba untuk berdoa kepada Tuhannya. Orang sedang berpuasa, berarti ia sedang memantaskan dirinya untuk mendapatkan pahala dan gajaran dari Allah SWT. Maka perbanyaklah doa di kala sedang berpuasa, di kala bulan Ramadan.

Ketiga, malam hari di bulan Ramadan adalah malam Lailatulqadar (malam yang lebih baik dari seribu bulan), malam diturunkannya Al-Qur’an, malam yang sangat dimuliakan. Maka pertayaannya kurang spesial apalagi siang dan malamnya bulan Ramadan. Sungguh tidak pantas bagi kita melewatkannya tanpa doa-doa, sedangkan doa adalah kebutuhan kita. Oleh karenanya jadikan bulan Ramadan sebagai festival (kegiatan yang terus menerus) untuk melangitkan doa. Kita unggah doa sebanyak-banyaknya, lalu biarkan Allah yang akan memproses doa kita di awan sana.

Sugeng Riyanto
Dosen Ilmu Hubungan Internasional UMY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News